Ratusan Pertashop di Sulsel Gulung Tikar, Keluhkan Penjual Eceran dan Beda Harga BBM

  • Bagikan
Peresmian salah satu pertashop di Kabupaten Gowa, Sulsel.

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Ratusan Pertamina Shop (Pertashop) di Sulsel tutup. Disparitas harga jual Pertamax dan Pertalite memicu kerugian besar.

Padahal, pengusaha Pertashop sudah mengeluarkan modal besar. Investasi Pertashop mencapai Rp250 juta hingga Rp500 juta. Sudah banyak Pertashop terbangun, mencapai 600 unit di Sulsel. Namun saat ini tutup akibat kalah saing.

Pengusaha Pertashop juga mengeluhkan banyaknya pengecer ilegal Pertamini yang kian menjamur. Padahal secara aturan, SPBU dilarang jual BBM ke pengecer. Namun faktanya, setiap jalan dan warung-warung terdapat Pertamini.

Ketua DPD Himpunan Pertashop Sulsel Abdul Salam, kecewa dengan kebijakan pemerintah menetapkan harga BBM nonsubsidi jauh di atas Pertalite.

Selain itu, tidak adanya penindakan terhadap penjual eceran membuat BBM subsidi menjamur di mana-mana. "Sejak dibuka beroperasi sebentar sekali, baru beberapa bulan dirasakan langsung anjlok (penjualan)," tutur Salam, Selasa, 15 Agustus.

Sebelum harga BBM naik, selisih Pertalite dan Pertamax beda sedikit. Bahkan Pertashop bisa bersaing dengan eceran ilegal botolan. Salam mengungkapkan bahwa penjualan Pertashop miliknya anjlok karena tidak ada yang mau beli Pertamax di desa.

"Siapa yang mau beli (Pertamax) sedangkan SPBU yang di kota saja tidak laku," ungkapnya.

Salam menceritakan, sejak 2020 Pertashop miliknya sudah beroperasi dengan modal yang digunakan nyaris Rp1 miliar.

"Modalnya itu harga mesin Rp235 juta, itu khusus mesinnya. Kalau tempatnya tergantung orangnya. Kalau masyarakat umum ada yang Rp500 paling rendah," jelasnya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan