FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung partai politik (parpol) yang kerap menunggu arahannya untuk menuntukan pilihan di pemilihan presiden (pilpres). Itu diungkapkan dalam pidato HUT RI di Sidang Tahunan MPR.
Jokowi bahkan mengungkit sebutan Pak Lurah. Yang belakangan tren ketika parpol ditanyai mendukung siapa di pilpres 2024.
Orang nomor satu di Indonesia itu mengaku mulanya tak paham sebutan Pak Lurah. Belakangn, ia sadar bahwa itu kode yang merujuk pada dirinya.
“Suasana sudah hangat-hangat kuku dan sedang tren ini di kalangan politisi dan parpol. Setiap ditanya capres dan cawapresnya jawabannya belum ada arahan Pak Lurah,” ungkap Jokowi dalam Pidato Kenegaraan di Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPD RI di Jakarta, Rabu (16/9/2023). Dikutip dari YouTube TVR Parlemen.
“Saya sempat mikir, siapa itu Pak Lurah. Sedikit-sedikit kok Pak Lurah. Belakangan saya tahu, yang dimaksud Pak Lurah ternyata saya," tambahnya.
Menjawab hal itu, ia mengatakan dirnya bukan Pak Lurah. Tapi Presiden Indonesia.
"Ya, saya jawab saja. Saya bukan lurah. Saya adalah Presiden Republik Indonesia,” tegasnya.
Karenanya, ia menekankan bahwa dirinya tak punya kuasa menentukan capres dan cawapres. Karena sesuai undang-undang presiden tak punya kuasa atas hal itu.
“Saya ingin tegaskan. Saya ini bukan Ketua Umum Parpol, bukan juga Ketua Koalisi Partai, dan sesuai ketentuan undang-undang, yang menentukan capres dan cawapres itu partai politik dan koalisi partai politik. Jadi saya ingin mengatakan itu bukan wewenang saya, bukan wewenang Pak Lurah,” pungkasnya.
(Arya/Fajar)