Selain itu kata Fahmy juga meminta Menteri Bahlil turut membangun sejumlah fasilitas penunjang kendaraan listrik seperti Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) agar kebiasaan masyarakat mulai beralih meninggalkan kendaraan berbahan bakar fosil ke Energi Baru Terbarukan (EBT).
“Belum terbentuknya SPKLU yang tersedia mengurangi minat konsumen untuk membeli kendaraan listrik karena akan kesulitan untuk mengisi bahan baterainya, behavior atau kebiasaan konsumen barangkali enggan untuk beralih migrasi dari konvensional ke mobil listrik tadi karena hal itu,” ucapnya.
Padahal menurut Fahmy dengan menggunakan kendaraan listrik turut mengurangi emisi karbon yang dihasilkan dari kendaraan konvensional.
Dikatakan Fahmy dengan terbentuknya sejumlah sarana dan fasilitas yang menunjang keberadaan kendaraan listrik selain mendukung industri hijau atau ramah lingkungan juga dapat mendorong masyarakat bermigrasi lebih cepat ke kendaraan listrik.
“Kalau memang ekosistemnya sudah terbentuk kemudian peminat mobil listrik tinggi itu memang salah satu solusi untuk mengurangi emisi karbon tadi karena penyumbang terbesar emisi karbon itu kan dari kendaraan bermotor yang masih menggunakan fosil,” tukasnya.
Sebelumnya Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menjelaskan pertumbuhan investasi pada kendaraan listrik meningkat mencapai 570 persen (year on year/yoy) di tahun 2022.
Sementara untuk investasi hijau di bidang energi baru terbarukan di 2022 tumbuh lebih dari 200 persen secara tahunan (yoy).