FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Warga eks Kampung Bayam ternyata pernah mengajukan permohonan audiensi kepada PT Jakarta Propertindo (Jakpro) soal masalah penyerahan unit Kampung Susun Bayam (KSB).
Berdasarkan keterangan salah satu warga eks Kampung Bayam Agus Riyanto yang kini tinggal di tenda sekitar Jakarta Internasional Stadium (JIS), hingga kini pihaknya belum mendapatkan respon dari Jakpro sejak 17 Agustus 2023.
"Kita minta audiensi tetapi Pemprov dan Jakpro belum respon," katanya saat ditemui, Rabu (23/8/2023).
Agus mengatakan, warga eks Kampung Bayam harus membayar sewa rusun bagian atas 716.000 sedangkan untuk rusun bagian bawah sekitar 750.000.
Menurutnya, harga yang Jakpro berikan harusnya tidak disamakan dengan penyewaan rusun pada umumnya.
"Jadi harga segitu tuh keputusan Jakpro, ini kan yang pegang Jakpro, jadi harga segitu tuh keputusan Jakpro dan kalau ngikutin aturan kan, undang-undang itu kan, Kampung Bayam kan terprogram, jadi harganya ga segitulah harusnya, harga segitu kan buat umum," protes Agus.
Ia mengaku akan terus mendirikan tenda sampai bisa masuk ke Rusun KSB. Walaupun saat musim hujan mereka terkena banjir, ia masih bertahan di tenda tanpa mengungsi.
"Kalau banjir ya kebanjiran," tuturnya.
Dia menyatakan akan tetap tinggal di tenda walaupun PD U-17 berlangsung pada 10 November 2023 di JIS.
Dia siap bertahan meski ada kemungkinan tendanya dirobohkan saat ajang internasional itu diselenggarakan.
Menurut keterangan Agus, warga lainnya yang tidak mendirikan tenda mencari tempat tinggal masing-masing, ada yang menyewa kontrakan, ada juga yang tinggal di rumah susun, mereka berpencar. (Pram/Fajar)