FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Kader PSI Ade Armando dan Ketua DPP PSI Dedek Prayudi silang pendapat terkait PSI yang non blok.
Awalnya, PSI non blok ini disuarakan oleh Ade Armando. “Kami non blok,” kata Ade Armando dalam cuitannya di Twitter, 23 Januari lalu.
Dikatakan, sikap ini mengikuti langkah Soekarno dalam gerakan non blok.
“PSI ikut gaya Bung Karno dulu: non blok. Nggak Blok Prabowo. Nggak Blok Ganjar,” tutur Caleg PSI ini.
Ketua DPP PSI Dedek Prayudi menyebut tidak tepat jika PSI disebut sebagai bon blok. Pasalnya, PSI masih membuka ruang untuk figur capres.
“Untuk yang pertama kalinya saya mengungkapkan ketidaksetujuan saya sama intepretasi bang Ade di ruang publik (medsos). Nggak tepat PSI disebut non-blok. Itu berarti kita sudah memutuskan dan keputusannya adalah menutup pintu untuk blok manapun,” balas Dedek, 24 Agustus 2023.
“Sementara yang terjadi justru sebaliknya. Kita masih membuka opsi-opsi yang tersedia sambil menunggu pilihan Bacawapres bagi masing-masing Bacapres,” lanjutnya.
Ditegaskan, PSI masih membuka ruang untuk figur capres. Tapi juga tidak menutup kemungkinan untuk tidak memilih siapapun.
“Semua opsi masih terbuka, termasuk opsi untuk "menjomblo" atau yang bang Ade sebut non-blok ini. Tapi dia masih menjadi opsi, belum menjadi pilihan. Cuitan ini aku tuliskan semata-mata untuk meluruskan persepsi yang terlanjur berkembang bahwa seolah non-blok ini adalah keputusan final,” tandasnya.
Menanggapi hal itu, loyalis Ganjar Pranowo, Jhon Sitorus mempertanyakan soal AD/ART PSI jika ada kader yang melahirkan kontradiksi di PSI.