FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Ketua Umum Konfederasi Nasional Relawan Anies Muhammad Ramli Rahim mengatakan, jelang Pilpres 2024, berbagai lembaga survei mencoba bermanuver membangun framing calonnya masing-masing.
Sementara Anies Baswedan, bakal Calon Presiden yang dijagokannya, yang enggan membayar lembaga survei babak belur jadi bulan-bulanan.
Menurut Ramli, semua hal yang secara teori menaikkan elektabilitas, oleh lembaga survei justru diputarbalikkan.
"Ketika Anies Baswedan dideklarasikan oleh partai Nasdem, dalam teori, elektabilitas Anies harusnya naik, tapi oleh lembaga survei malah dibalik, bukan hanya elektabilitas Anies yang tidak naik, malah disebutkan bahwa Nasdem surveinya turun," kata Ramli Rahim dalam keterangannya, diterima Jumat, (25/8/2023).
Serupa saat Demokrat memutuskan mengusung Anies, elektabilitas mantan Gubernur DKI Jakarta itu tetap saja ditempatkan paling terbawah diantara bakal Capres pesainnya.
Bahkan ketika PKS mencukupkan syarat Presidential Threshold, survei Anies juga tak beranjak.
“Padahal saat itu, satu-satunya bakal calon presiden yang memenuhi presidential threshold hanya Anies Baswedan,” tegasnya.
Lucunya, lanjut Ramli, ketika bacapres Ganjar Pranowo yang terus merajai survei tiba-tiba digusur oleh Prabowo Subianto hanya karena Presiden Joko Widodo memberi signal akan mendukung Prabowo Subianto.
Bukan hanya itu, Polling yang dilakukan oleh berbagai elemen baik media massa maupun kelompok masyarakat selalu saja memenangkan Anies Baswedan.
Bahkan ketika Prabowo, Anies dan Ganjar turun ke masyarakat, tampak jelas bagaimana masyarakat begitu antusias menyambut Anies jauh lebih tinggi dibandingkan Ganjar dan Prabowo.