Gelaran AIFC ke-7, Kementerian Keuangan Ingin Pacu Sumber Pertumbuhan melalui Industri Halal

  • Bagikan
ILUSTRASI. Peragaan Busana yang ditampilkan pada Closing Ceremony Ramadan Runway 2023 di Mall Kota Kasablanca, Jakarta, Sabtu (29/4/2023). (FEDRIK TARIGAN/JAWA POS)

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah berbagai tekanan global, pemerintah mampu menjaga pertumbuhan ekonomi dengan tetap mengutamakan kualitas dan keberlanjutan. Di sisi lain, pemerintah terus memacu sumber-sumber pertumbuhan salah satunya melalui industri halal.

Dengan populasi muslim lebih dari 230 juta jiwa dan kapasitas industri halal, mulai dari makanan dan minuman, farmasi, industri kosmetik, keuangan, hingga pariwisata, Indonesia telah menunjukkan potensi yang signifikan untuk mengembangkan ekonomi halal sebagai mesin pertumbuhan negara.

Pada 2020, pasar ekonomi halal global telah mencapai USD 2,30 triliun dan diperkirakan akan mencapai USD 4,96 triliun pada 2030 seiring dengan meningkatnya permintaan produk halal.

Persepsi halal sebagai nilai universal Islam dan kapasitas untuk melampaui bisnisnya, telah memberikan jaminan dan kepercayaan kepada pelaku industri halal (produsen) dan konsumen dalam menghadapi kondisi pasar yang menantang namun tetap kompetitif dan menguntungkan.

Sejalan dengan hal tersebut, Kementerian Keuangan RI mengadakan Konferensi Keuangan Islam Tahunan ke-7 (7th Annual Islamic Finance Conference/AIFC ke-7) tahun 2023 dengan tema 'Peran Keuangan Islam untuk Mengatasi Ketidakpastian Global melalui Ekonomi Halal dan Reformasi Struktural yang Berkelanjutan dan Inklusif'.

AIFC ke-7 yang digelar secara daring pada 29-30 Agustus 2023 ini, dirancang untuk membahas dan mengatasi sejumlah isu utama yang terkait dengan ekonomi dan keuangan halal seperti: (i) pengembangan ekosistem halal yang kuat, (ii) penguatan industri halal, dan (iii) penyaluran pembiayaan halal dalam mendukung pengembangan ekonomi halal.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan