FAJAR.CO.ID, MAKASSAR— PSM akan menjamu Persis Solo malam ini. Pelatih PSM, Bernardo Tavares berharap dukungan suporter di stadion bisa jadi pembeda dalam laga ini.
"Tapi kami akan selalu siap untuk laga besok (malam ini). Namun kami sangat membutuhkan dukungan suporter di stadion untuk mengalirkan energi ekstra," pintanya saat sesi pre match jelang laga, Minggu, 27 Agustus.
Hanya saja, harapan Bernardo Tavares dan Pasukan Ramang sepertinya tak akan sepenuhnya terwujud. Kehadiran suporter malam ini kemungkinan besar akan sama dengan laga menjamu Persik Kediri di pekan keenam.
Para suporter masih akan menepi. Buntut dari sikap manajemen PSM yang belum bisa memberikan opsi terbaik akan polemik tarif tiket Stadion Gelora BJ Habibie Parepare musim ini.
Menlu Ramang Mania, Karca menyebut kelompok suporter Ramang Mania masih dalam kondisi dilema. Pihaknya bahkan belum bisa memberikan keputusan hingga malam kemarin.
"Kami sampai saat ini masih dilema. Ada yang mau pergi, ada juga yang tidak. Bahkan yang ingin pergi ini belum bisa dipastikan. Apalagi kami juga termasuk Aliansi Mattoanging," ujarnya kepada FAJAR, Minggu, 27 Agustus.
Korlap Gue PSM, Rizki Ashari pun mengaku demikian. Suporter Gue PSM bahkan menegaskan masih memilih menepi. Sikap ini berdasarkan komitmen bersama Aliansi Mattoanging.
"Sementara Gue PSM masih menepi dulu. Kami menunggu kesepakatan aliansi," ungkapnya.
Kondisi ini memang tidak bisa dilepaskan dari iktikad manajemen PSM yang tak kunjung dihadirkan. Pihak menajemen hingga detik ini belum memberikan solusi terbaik. Harga tiket masih sama dari laga sebelumnya.
"Beberapa match kami terus menunggu pernyataan manajemen PSM. Tetapi belum ada iktikad baik dari mereka. Jadi Gue PSM sementara cukup nobar dulu," sambung Rizki.
Kordinator Tiket PSM, Azis Jarre mengaku hingga malam kemarin tiket pertandingan PSM menjamu Persis baru terjual kurang lebih 200 tiket. Presentase ini jelas jauh berbeda dibandingkan laga-laga sebelumnya.
"Di sistem penjualan tiket masih kecil. Saat ini (kemarin malam) malah baru tercatat 200-an. Prediksi saya tidak jauh beda dengan penjualan tiket di laga sebelumnya (Persik)," bebernya.
Kendati demikian, pria yang akrab disapa Daeng Jarre itu sadar akan kondisi tersebut. Justru dia menilai fenomena ini memang disebabkan pelbagai faktor. Mulai dari ekonomi hingga timbulnya titik jenuh para suporter.
Dia juga membandingkan atmosfer suporter kala berlaga di musim lalu. Pasalnya, tingginya euforia kala ini lantaran kompetisi sempat terhenti selama dua tahun.
"Titik jenuh pasti ada. Dinamikanya memang seperti itu. Apalagi kita sudah sampai di titik klimaksnya (juara).Namun mudah-mudahan putaran kedua situasi ini tidak lagi terjadi," tutup Daeng Jarre. (muh/dir)