Skripsi Bukan Lagi Syarat Wajib Bagi Mahasiswa, Mendikbud Beber Tugas Akhir Sebagai Pengganti

  • Bagikan
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim

FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim menjelaskan mahasiswa tidak diwajibkan untuk membuat skripsi sebagai syarat kelulusan pada jenjang S1 dan D4 pada sesi seminar Merdeka Belajar pada Selasa (29/8) melalui kanal Youtube Kemendikbudristek.

Nadiem Makarim menyebut syarat kelulusan diserahkan kepada setiap kepala program studi (kaprodi) pendidikan di perguruan tinggi agar menerapkan standar penyetaraan sebagai pengganti tugas akhir skripsi.

Ia mengatakan ketentuan itu sudah tertuang pada Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Permendikbudristek) No 53 tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi di Indonesia.

"Tugas akhir bisa berbentuk berbagai macam, bisa berbentuk prototipe, proyek, bisa berbentuk lainnya, bukan hanya skripsi, tesis dan disertasi. Keputusan ini ada di perguruan tinggi," kata Nadiem Makarim dalam Youtube Kemendikbudristek.

Aturan itu diatur lebih rinci pada Pasal 18. Dalam beleid itu dijelaskan tugas atau proyek akhir itu juga bisa dilakukan secara berkelompok.

"Penerapan kurikulum berbasis proyek atau bentuk pembelajaran lainnya yang sejenis dan asesmen yang dapat menunjukkan ketercapaian kompetensi lulusan di perguruan tinggi," demikian bunyi Pasal 18 no 9 huruf b.

Nadiem Makarim menjelaskan ketentuan itu merupakan bagian dari program merdeka belajar yang digagasnya. Menurutnya, untuk mengukur sebuah kompetensi seseorang tidak hanya lewat satu cara.

Apalagi kata dia untuk mahasiswa vokasi. Dia menilai kompetensi justru bisa diukur dari proyek dan implementasi yang dilakukan mahasiswa.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan