FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Anggota Dewan Pembina Masjid Nurul Aziz Jalan Cilallang, Kelurahan Buakana, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, Ismail, membeberkan fakta berbeda dari informasi yang berkembang belakangan ini.
Ismail yang ditemui fajar.co.id usai mengikuti mediasi dengan keluarga Santi (52) didampingi Kapolsek Rappocini AKP Muh Yusuf emoh disalahkan pada peristiwa tersebut.
"Ini efek dari pembangunan perumahan," ujar Ismail di lokasi.
Ismail merasa heran lantaran yang disoroti justru pihak Masjid. Padahal, kata dia, yang bermasalah pihak perumahan dengan keluarga Santi.
"Yang bermasalah antara developer perumahan dengan ini di dalam. Itu yang menutup akses," lanjutnya.
Dibeberkan Ismail, jauh sebelumnya apa yang dipermasalahkan tersebut sudah ditembok.
Meskipun dari beberapa pengakuan warga, Masjid tersebut telah beberapa kali direnovasi. Akibatnya, akses jalan yang terhubung ke rumah Santi tertutup.
Beberapa warga juga siap memberikan bantuan untuk membuatkan akses jalan dengan biaya sendiri, namun mendapatkan penolakan.
Sementara dari keterangan yang didapatkan dari sumber yang tidak ingin disebutkan namanya, belakangan ini jemaah masjid semakin berkurang akibat dari sikap tidak ramah yang ditunjukkan pengurus Masjid.
"Dari dulu ini memang tembok, sebelum dibangun ini perumahan. Dulu dia tidak pernah lewat sini karena tembok. Dia lewat di jalur ini (sambil menunjuk ke perumahan)," Ismail menjelaskan.
Tambahnya, pada informasi yang berkembang seakan-akan pengurus Masjid yang menutup akses jalan tersebut.
"Padahal bukan. Yang tutup itu adalah orang yang tinggal di dalam," tukasnya.
Tepat empat bulan lalu, kata Ismail, Sabir membuka jalan sendiri pada tembok masjid tersebut.
Namun, karena dilaporkan ke Polisi, maka dia menutup kembali tembok yang telah dibongkarnya tersebut.
"Dia tutup karena sudah dalam proses di Kepolisian. Dia terlapor jadi dia tutup sendiri. Karena ada permintaannya di kantor polisi, damai. Polisi arahkan damai," tandasnya.
Untuk mencari solusi, lanjut Ismail, pihak Masjid memanggil Sabir dan membicarakan perihal akses jalan ke rumahnya.
"Dia bilang cabut laporannya, juga bilang saya akan tutup, saya akan tutup dalam waktu 14 hari. Ini bunyi kesepakatannya di kantor Polisi. 14 hari itu jatuh tempo hari ini. Tapi pada 27 Agustus dia menutup. Jadi yang tutup bukan kami," imbuhnya.
Sebelumnya, seorang ibu Rumah Tangga (IRT) bernama Santi (52) bersama keluarganya di kota Makassar, harus terkurung dibalik megahnya selimut bangunan mewah perkotaan.
Warga Jalan Cilallang Kelurahan Buakana, Kecamatan Rappocini, kota Makassar terkurung dibalik tembok tinggi di sekeliling rumahnya.
Saat ditemui di rumahnya, Santi menceritakan seluruh keluh kesahnya.
"Dulu ada jalanan keluar itu di perumahan, ada sedikit tapi baru-baru ditutup. Di situ kami selalu lewat," ujar Santi kepada fajar.co.id, Rabu (30/8/2023) siang.
Setelah jalanan di masjid itu ditutup, kata Santi, dia dan keluarganya tidak lagi memiliki jalan lain jika ingin keluar rumah.
"Cuma karena itu tiga hari sudahnya ditutup ini jalan sebelahnya (Samping Masjid), jadi saya terkurung di dalam. Yang tutup pihak masjid," ungkapnya.
"Dulu itu, ada jalananku memang di situ, jalanan khusus saya, tapi digeser ke yang sudah dicor (ditutup) ini (sambil menunjuk)," sambungannya.
Santi sempat dijanjikan pihak Masjid akan dibukakan kembali jalan. Namun, hingga saat ini janji tersebut tidak kunjung ditepati.
"Katanya, nanti gampang mi itu nanti dikasih pindah kembali. Jadi yang punya tanah minta, tolong dikembalikan saya punya pintu, tapi dia (Pihak Masjid) tidak mau. Katanya merusak pemandangan, bukan jalanan umum ini," tukasnya.
Selama tiga hari terakhir, dia mengaku harus manjat di tembok tetangganya jika ingin keluar rumah. (Muhsin/Fajar)