FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — PSM mulai terbiasa memainkan laga tanpa peran penuh Wiljan Pluim. Taktik ini pun terbilang efektif usai konsisten menang dua laga beruntun.
Kontribusi pemain berpaspor Belanda itu memang sangat vital. Jasanya dianggap sebagai tumpuan utama dalam membangun serangan ke gawang lawan.
Hanya saja, sang kreator PSM itu belakang diterpa banyak isu miring. Namun tak sedikit juga menilai ini sebagai strategi cerdas Bernardo Tavares.
Mencadangkan Pluim dan memilih memainkan di paruh kedua dianggap pilihan efektif. Sebab, lawan pastinya memberi perhatian serius sehingga memberikan pengawalan lebih.
Pengamat Sepak Bola, Assegaf Razak menilai keputusan memainkan Pluim di babak kedua bagian dari salah satu strategi. Terlebih banyak faktor yang mengharuskan opsi ini.
Selain perhatian serius dari lawan, fisik pemain 34 tahun itu terbukti lebih maksimal kala masuk di paruh kedua. Karena itu, opsi tersebut dianggap sebagai strategi cerdas.
"Ini bagian dari strategi karena pelatih pasti tahu kemampuan maksimal pemainnya dari kemampuan fisiknya. Hasilnya pun positif saat Pluim masuk di babak kedua. Karena begitu dimasukkan dia lebih maksimal bermain di menit itu," jelasnya kepada FAJAR, Rabu, 30 Agustus.
Kendati demikian, eks pelatih PSM itu menegaskan tim dan manejemen perlu keseimbangan. Jika salah satunya tidak saling sinkron, maka akan berdampak ke tim itu sendiri.
Karena itu, dia berharap menajemen dan pemain tidak saling memicu kesenjangan. Seperti halnya saat pemain menjalankan tugasnya, namun terkendala akan kewajibannya.