FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Pengamat politik Universitas Hasanuddin (UNHAS) Andi Ali Armunanto menilai, melihat kondisi peta politik kekinian, bukan saja koalisi yang berubah, namun strategi juga berubah.
Menurut dia, apa yang dilakukan Nasdem dengan bergabungnya PKB saat ini itu untuk mengamankan pencapresan Anies Baswedan. Bergabungnya PKB, tentu koalisi itu penuhi Presidential Threshold.
"PKB dan Nasdem sudah mengamnakan tiket, tidak perlu ada lagi drama berkepanjangan dengan Demokrat atau PKS," jelasnya, Minggu, 3 September.
Di sisi lain misalnya, PDIP tentu harus mengubah stateginya, tentu akan ada pembicaraan baru dan strategi atau bargaining baru, tapi PDIP tidak perlu koalisi untuk mengamankan pencapresan Ganjar Pranowo.
Soal koalisi baru, Andi Ali Armunanto menjelaskan, itu bisa saja terjadi dengan kondisi peta politik saat ini.
"Tarulah misalnya, PPP berubah pikiran dan PKS mendorong capres baru. Kalau Ganjar, Anies, dan Prabowo sudah aman. Mengapa tidak sekalian buat koalisi baru?" bebernya.
Menurut dia, arus politik ini berkembang ke arah bertambahnya calon presiden. "Ini tentu menarik dan menjadi alasan bisa membentuk poros keempat," pungkasnya.
Sebelumnya, Partai Demokrat resmi hengkang dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPK) dan mundur mendukung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (capres) pada Pemilu 2024.
Sebab, Partai Demokrat geram lantaran NasDem dan Anies memilih Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres).(*/fajar)