Oleh: Fadlyansyah Farid (Sekertaris Jendral PPI Jepang - Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin)
TIDAK sedikit pelajar Indonesia yang akhirnya melanjutkan pendidikan di luar negeri, tidak hanya dalam rangka menambah wawasan pendidikan formal (baik ditingkat SMA, sekolah bahasa, program undergraduate hingga Doktoral), juga berharap bisa memperluas wawasan budaya negara yang dituju.
Tanpa disadari oleh individu tersebut, sebagai warga negara Indonesia yang mengenyam pendidikan di Luar Negeri, ternyata merekalah representasi Indonesia di lingkungan terdekat mereka. Mendengar kata pelajar atau mahasiswa, saya teringat kalimat “Mahasiswa sebagai agen perubahan”, kata-kata yang dipopulerkan oleh Soe Hok Gie ini selalu berkumandang jika kita ada dalam aktivitas organisasi kemahasiswaan, tidak heran kata ini lumrah digunakan, berkaca dari beberapa pergerakan besar di Indonesia yang dimotori langsung oleh Organisasi mahasiswa sebut saja Budi Utomo yang memprakarsai Sumpah Pemuda pada pra-kemerdekaan tahun 1928. Hingga hari ini para pelajar/mahasiswa dipelosok negeri menjadi penggerak pada perbaikan demokrasi, kebijakan hingga sistem pemerintahan.
Lalu bagaimana pelajar Indonesia yang sedang mengenyam pendidikan di Luar Negeri? Seperti di awal tadi, pelajar Indonesia adalah salah satu bentuk representasi Indonesia, dengan kata lain pelajar menjadi ujung tombak Indonesia dalam mencerminkan Indonesia di masyarakat Dunia, dengan people-to-people contact sebagai cara membaurkan budaya Indonesia ke dunia luar.