FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Solar dan elpiji subsidi berpotensi dibatasi penyalurannya. Kuota subsidi diprediksi jebol.
Pembatasan berpotensi dilakukan lantaran kuota subsidi solar tahun hanya 16 juta kiloliter (KL). Konsumsi solar diprediksi mencapai 18 juta KL. Sementara kuota elpiji tiga kilogram hanya 8 juta metrik ton (MT). Penyalurannya diproyeksi tembus 8,28 juta MT.
Direktur Utama Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, mengemukakan konsumsi BBM dan elpiji meningkat akibat pulihnya perekonomian.
"Recovery ekonomi sangat baik, ini menjadi salah satu dampaknya adalah demand BBM subsidi dan elpiji merangkak naik," tutur Nicke.
Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia/Indonesia Logistik dan Forwarder Assosiasi (ALFI/ILFA) Sulselbar, Syaifuddin Syahrudi berharap tidak ada lagi antrean truk seperti tahun-tahun sebelumnya. Jika antrean lama, akan memengaruhi biaya logistik.
"Kalau untuk sementara ini belum terlalu krusial, yang antri satu sampai dua jam bisa dapat lagi," tuturnya, Minggu, 10 September.
Ia berharap semoga dengan adanya isu ini tidak langsung menghambat distribusi logistik.
"Walaupun sekarang ini hampir semua industri agak mengeluh dengan BBM nonsubsidi yang naik melonjak tinggi," paparnya.
Ia mengatakan jika kouta solar itu diprediksi jebol, hal itu bisa tidak berdampak signifikan ke kelangkaan stok di SPBU. Pendistribusian mesti diatur agar tepat sasaran.
"Ka percuma juga banyak kuota kalau distribusi dan pengawasanya tidak baik, itu pasti tidak efektif juga, makanya kita perbaiki di wilayah itu dulu," jelasnya.
Ketua Asosiasi Industri UMKM Akumandiri Sulsel Bachtiar Baso, menyebutkan jika terjadi kelangkaan solar, mengakibatkan aktivitas usaha terhambat. Hal itu memungkinkan ada perubahan harga di pasar.
Maka dari itu tidak ada hal lain, pemerintah mestinya memastikan ketersediaan stok solar sebagai bagian dari upaya pemulihan ekonomi.
"Sekarang orang sudah mulai kembali beraktivitas di era endemi, jangan terhalang lagi oleh kelangkaan bahan bakar," harapnya.
Ia juga mengatakan ada beberapa sektor UMKM menggunakan solar, seperti sektor perikanan, nelayan, sektor perhubungan jasa pengiriman, dan transfortasi.
"Kalau hal itu macet memengaruhi sektor lain. Nelayan tidak melaut itu harga ikan naik, transfortasi macet itu biaya kirim naik," terangnya.(*/fajar)