FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Kemunculan Ganjar Pranowo, bacapres PDIP, dalam tayangan azan magrib di televisi swasta RCTI ramai diperbincangkan dan memunculkan polemik.
Wakil Ketua Umum MUI Pusat Anwar Abbas turut menanggapi hal itu.
’’Karena saya bukan politisi, maka bagi saya pribadi peristiwa tayangan azan dengan memunculkan video Ganjar Pranowo tidak bermasalah,’’ ucapnya.
Bahkan, Abbas menilai kemunculan Ganjar sangat bagus. Sebab, di dalamnya ada muatan dakwah. Yakni, mengajak orang untuk salat atau berbuat baik.
Kalau ada bacapres lain yang mau melakukan hal serupa, Abbas menyatakan malah cukup bagus. ’’Silakan saja,’’ katanya.
Bangsa Indonesia akan menghadapi pemilu, lanjut dia, tentu banyak orang mengaitkannya dengan masalah politik.
Dia pun menilai wajar jika kejadian itu mengundang pro-kontra dan kegaduhan. Jika sudah muncul polemik, Abbas mengingatkan bahwa ada sebuah kaidah dalam usul fikih.
Kaidah yang dimaksud adalah dar’ul mafasid muqoddam ’ala jalbil mashalih. ’’Artinya, meninggalkan kemafsadatan (kemudaratan) harus didahulukan daripada mengambil kemaslahatan,’’ terangnya.
Makanya perlu dikaji lagi tayangan tersebut. Menurut Abbas, jika menyiarkan Ganjar di tayangan azan lebih besar mudaratnya daripada manfaatnya, maka lebih baik ditinggalkan saja.
’’Apalagi jika sampai menimbulkan kegaduhan, pro-kontra di tengah masyarakat,’’ pungkasnya.
Hal yang sama diungkapkan Ketua Umum Ganjarian Spartan M. Guntur Romli menilai, hal itu tidak bisa disebut politik identitas. Visualisasi itu lebih ke ekspresi identitas keagamaan Ganjar sebagai muslim.