Komposisi Capres Dua Lawan Satu, Anies Disarankan Lakukan Ini Agar Bisa Menang dari Ganjar-Prabowo

  • Bagikan
Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto saat hadir di Rakernas APEKSI. (IMAM AKHMAD/FAJAR)
Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto saat hadir di Rakernas APEKSI. (IMAM AKHMAD/FAJAR)

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Komposisi calon presiden saat ini seolah-olah dua lawan satu. Dua disokong Jokowi, satu oposisi.

Bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto tampaknya didukung Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal itu terlihat dari endorse Jokowi kepada kedua tokoh tersebut.

Analis politik Universitas Hasanuddin (Unhas) A. Ali Armunanto menilai bahwa jika diperhatikan, komposisi capres tampak dua lawan satu. Meskipun kata dia, jika dilihat lebih cermat, Jokowi lebih condong ke Prabowo.

Namun PDIP juga masih menggunakan foto dan image Jokowi mendapatkan keuntungan elektoral. Namun, dengan segala indikasi yang ada menunjukkan bahwa Jokowi sekarang ada di kubu Prabowo bersama PAN, Golkar, dan Gerindra.

Sehingga, kesan dua lawan satu kata Ali, mungkin karena persoalan penggunaan figur Jokowi yang dipakai oleh PDIP juga.

Terkait bagaimana kubu Anies Baswedan bisa memanfaatkan rivalitas tersebut kata Ali, dengan kejadian belakangan terjadi, justru Anies sedang mengalami krisis dari rivalitas calon-calon presiden.

Bukan, karena persoalan terburu-buru mengumumkan wakilnya, tetapi penolakan-penolakan yang diterima dari penantang Anies dan Cak Imin.

"Kita tahu NU ramai-ramai menyangkal Cak Imin, lalu PA 212 juga ramai-ramai meninggalkan Anies dan bergabung ke kubu Ganjar. Banyak pimpinan NU juga sekarang merapat ke Jokowi dan Prabowo," kata Ali.

Namun yang bisa dimaksimalkan Anies adalah tetap bertahan pada citra pasangan dan bagaimana memanfaatkannya menggaet orang-orang yang tidak bersimpati pada Jokowi. Sebab PDIP juga memanfaatkan Jokowi menjadi kekuatan politik.

"Dengan dengan memanfaatkan citra Jokowi dan Prabowo yang didukung oleh Jokowi maka tentu pemilih PDIP dan Jokowi sebenarnya akan terbagi dua. Simpatisan rezim akan ke Prabowo dan sebagian ke Ganjar," kata Ali.

Sehingga, di luar simpatisan itu, itulah wilayah Anies yang bisa dikelola maksimal. Bagaimana menggerakkan orang-orang yang menjaga komunikasi dengan orang-orang yang tidak suka dengan rezim.

"Pasca pengumuman cawapres, kekuatan politik Anies dan Cak Imin itu terlucuti. Cak Imin yang berharap NU ternyata ditinggalkan sebagian besar NU. Kemudian Anies yang mengandalkan PA 212 juga meninggalkannya," ujarnya.

Sehingga saat ini kata Ali, Anies dan Cak Imin kehilangan jaringan sosial. Maka mereka akan mengandalkan jaringan politik saja.

Sebab itu mereka harus memaksimalkan mesin partai dan membangun jaringan sosial baru, serta modalitas baru untuk menggalang modal sosial.

"Itulah yang harus dilakukan karena betul-betul mereka sekarang sedang terpuruk. Meskipun masih jauh pemilu, tetapi mereka butuh strategi politik yang mumpuni dan efektif untuk membangun kekuatan politik yang terlucuti belakangan ini," pungkas Ali.(mum/dir/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan