FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Forum Mahasiswa Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI) menggelar acara diskusi publik dengan tajuk Refleksi 78 Tahun Kemerdekaan Indonesia, dan Penangkalan Radikalisme di Indonesia, di Gedung IASTH, Kampus UI Salemba, Jakarta Pusat.
Acara tersebut sengaja digelar untuk merenungkan kembali perjuangan merebut kemerdekaan serta membahas pentingnya menangkal radikalisme dan bahayanya bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Koordinator Nasional Formasi Indonesia Moeda Syifak Muhammad Yus M.Sc dalam paparannya menjelaskan munculnya gerakan radikalisme secara umum disebabkan adannya pemahaman agama yang keliru. Selain itu, juga bisa dipicu oleh persoalan ekonomi.
Oleh karena itu, Syifak mendorong adanya literasi moderasi beragama secara massif kepada generasi muda yang diberikan pendekatan pemahaman tentang keagamaan yang utuh serta menekan kesenjangan ekonomi.
“Jadi persoalan itu bagi saya yang satu penyebab utamanya adalah kesenjangan ekonomi. Jika motivasinya ideologi tapi tidak menemukan kondisi sosial maupun ekonomi yang timpang, radikalisme tidak akan terwujud,” ujar Syifak dalam keterangannya,” Jumat (15/9/2023).
Syifak menambahkan, pemahaman radikal juga berpotensi tumbuh subur di tengah masyarakat yang merasa mengalami ketidakadilan, akan mudah disusupi lewat doktrin agama untuk menggulingkan pemerintahan yang sah. Oleh sebab itu, pemerintah harus menghadirkan rasa keadilan bagi masyarakat.
“Rasa ketidakadilan misalnya begini gerakan radikal kan ada pengaruh juga dunia internasional, misalnya di Syiria segala macam itu kemudian melahirkan spirit perjuangan untuk mencari keadilan, meniru negara yang dianggap Islami, menegakkan syariat Islam padahal kenyataannya bernegara tidak bisa seperti itu,” paparnya.