Mengulik Peristiwa Paling Bersejarah di Hotel Yamato, Kisah Heroik Perobekan Bendera Triwarna

  • Bagikan

Soekarni, wartawan, adalah pengirim pejuang ke Surabaya untuk membantu Djohan. Selain itu, Loekitaningsih adalah wartawan ANTARA dan ketua Pemuda Puteri, satu-satunya perempuan berpidato dalam rapat akbar di Tambaksari, Surabaya, pada 21 September 1945.

Sementara itu, 16 tahun sebelumnya, pada tanggal yang sama, yakni 19 September 1929, para ulama Nahdlatul Ulama (NU) memutuskan dalam Muktamar IV NU di Kota Semarang untuk mendirikan lembaga yang bertugas mengelola program pendidikan.

Melalui tiga tokoh NU, saat itu (1929) yakni KH Wahid Hasyim (ayahanda Gus Dur), KH Abdullah Ubaid dan KH Mahfudz Siddiq menerima perintah dari Rais Akbar Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari untuk menjelaskan inovasi pendidikan yang sudah dilakukan di Pesantren Tebuireng agar dikembangkan menjadi program jamiyah NU.

Pada tahun 1935, NU telah merintis pendidikan di luar pesantren, untuk memenuhi kebutuhan agar pendidikan keagamaan juga dapat diterima oleh masyarakat di luar pesantren. Inovasi pendidikan adalah model pendidikan swasta yang berbasis agama juga memiliki misi untuk membendung masyarakat dari budaya kolonial.

"Perobekan" kebodohan

LP Ma'arif NU berperan dalam "perobekan" kebodohan dan peran itu senada dengan pernyataan Kaisar Jepang saat Hiroshima dan Nagasaki dibumihanguskan. Kala itu, Kaisar Jepang bertanya, berapa jumlah guru yang meninggal dan yang masih selamat.

Kata Mendikbud Prof Dr Daoed Joesoef (2011), Kaisar Jepang tidak bertanya berapa jumlah tentara atau jenderal yang menjadi korban. Hal itu menunjukkan betapa tingginya kesadaran bangsa Jepang tentang pendidikan.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan