FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Menyusul konflik tanah di Pulau Rempang Kota Batam, Presiden Jokowi memerintahkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia untuk menemui masyarakat di sana.
Setibanya di sana, Bahlil Lahadalia langsung menemui salah satu tokoh masyarakat Rempang, Gerisman Ahmad dan sejumlah warga yang hadir.
Dalam kunjungannya itu, Bahlil Lahadalia menawarkan solusi atas konflik yang hangat menjadi perbincangan belakangan ini.
Di hadapan masyarakat yang hadir, Bahlil mengungkapkan solusi jalan tengah buntut rencana pembangunan kawasan Rempang Eco City itu menuai penolakan dari masyarakat setempat.
Menurutnya, alangkah lebih baik jika kampung tua yang terdampak pembangunan kawasan industri itu dijadikan cagar budaya sehingga cerita dan sejarahnya tidak akan hilang.
Pasalnya, walau bagaimana pun kampung tua atau kampung adat itu tidak bisa dipertahankan.
Seperti dikutip JawaPos.com dari batampos.co.id, ia mengatakan kalau mau membangun kawasan industri itu tidak boleh ada pemukiman di dalamnya, terutama jika industri itu berskala besar. Mengingat, hal itu akan mengganggu kenyamanan dan keamanan masyarakat.
"Nah, terkait kampung tua di sini kami hargai. Tapi perlu diketahui bahwa kalau kami mau bangun kawasan industri, tentu tak boleh ada pemukiman di dalam. Karena demi keamanan dan kenyamanan warga juga. Apalagi kawasan industri yang skalanya besar," kata Bahlil.
Masih dalam kesempatan yang sama, Bahlil juga menyebutkan bahwa rencana strategis pembangunan Pulau Rempang itu demi kemajuan bersama.
Ia pun turut menambahkan bahwa apabila dalam penanganan yang selama ini dilakukan dianggap kurang tepat akan terus diperbaiki, termasuk pendekatan yang lebih lembut ke masyarakat. (jpg/fajar)