FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Ibu Kota Nusantara (IKN) yang sedang dalam proses pembangunan didesain sebagai kota yang rendah emisi karbon dan efisien melalui penggunaan teknologi. Otomatis, pengembangan infrastruktur transportasinya akan mengikuti.
Di sektor darat, pemerintah akan membangun sistem angkutan umum massal berupa bus rapid transit (BRT), autonomous minibus, dan autonomous BRT.
Lalu, pada sektor transportasi udara akan dibangun Bandara VVIP IKN serta sektor laut dengan dermaga wisata dan pelabuhan kontainer.
Untuk sektor perkeretaapian, Kementerian Perhubungan telah menggelar audiensi dengan Presiden Direktur China Railway International (CRIC) Ju Guojiang.
CRIC merupakan perusahaan platform CR-Group yang menangani konstruksi pembangunan proyek jalur kereta api di luar Tiongkok dan berfokus pada investasi, pembangunan jalur kereta api, serta pengoperasian.
”Saat ini CRIC merupakan salah satu perusahaan yang menjadi kontraktor utama pada proyek kereta cepat Jakarta–Bandung,” ungkap Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Dia menambahkan, untuk membangun infrastruktur transportasi di IKN, pihaknya juga telah mengajak para pelaku bisnis di Jepang. Hal itu disampaikannya saat menjadi pembicara kunci dalam kegiatan Forum Japan-Indonesia Economic Committee of Keidanren Event di Jepang beberapa waktu lalu.
Kerja sama dengan luar negeri juga dilakukan dalam pembangunan infrastruktur untuk mengoneksikan kota besar dengan daerah-daerah penyangganya. Jawa Timur misalnya.
Awal tahun ini, tim Representative Japan International Cooperation Agency (JICA) telah berkunjung ke Gedung Negara Grahadi, Surabaya. Mereka membahas perkembangan MRT. JICA melaporkan hasil survei awal tentang pelaksanaan MRT di Surabaya yang diperkirakan segera masuk tahap feasibility studies (FS).