FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Partai Demokrat mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden usai keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).
Menanggapi hal itu, Ketua Umum Ganjarian Spartan Mohamad Guntur Romli menyebut bergabungnya SBY dan Demokrat ke Koalisi Prabowo yang menjadikan Koalisi Prabowo semakin gemuk, tak hanya semakin menguatkan upaya pengeroyokan terhadap Kubu Ganjar Pranowo juga memberikan tanda-tanda sikap putus asa Prabowo yang mulai dijauhi Jokowi sehingga perlu merebahkan diri pada SBY.
“Prabowo telah mengubah ‘kiblat politiknya’ dari Jokowi ke SBY,” kata Guntur Romli dalam keterangannya yang diterima Fajar.co.id, Senin, (18/9/2023).
Lebih lanjut dia mengutip pepatah Prancis yang menyebutkan sejarah berulang.
“L'Histoire se Répète, sejarah mengulang dirinya sendiri, adagium Prancis yang sering kita dengar,” tuturnya.
Menurut Caleg PDIP ini, bergabungnya SBY dan Demokrat ke dalam Koalisi Prabowo merupakan pengulangan terhadap sejarah Pilpres 2014. Di mana Prabowo bersama Hatta Radjasa--besan SBY--juga didukung oleh koalisi super gemuk yang terkesan "mengeroyok" pasangan Jokowi-JK waktu itu.
“Merapatnya Prabowo ke SBY bisa juga dibaca sebagai sikap putus asa Prabowo yang selama ini ingin mengeksploitasi kedekatan dengan Jokowi, sampai ingin merebut Gibran dari PDI Perjuangan, tapi usaha itu gagal total,” tuturnya.
Dikatakan, asyarakat juga sudah mulai jenuh dan jengah dengan cara-cara Prabowo itu, memasang foto bersama Jokowi dan Gibran tanpa izin yang sudah ditegaskan oleh Gibran, sehingga survei Prabowo konsisten turun.