Gubernur Lemhanas Ingatkan Potensi Ancaman Nyata Indonesia, Dampak Pertarungan AS vs China

  • Bagikan
Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto dalam Seminar Nasional Ketahanan Nasional Transformasi Digital Indonesia 2045 di Hotel Borobudur Jakarta, Senin (7/8/2023). Foto: Antara/Narda Margaretha Sinambela

FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhannas) RI mengingatkan potensi ancaman nyata bagi Indonesia di masa mendatang yang harus diantisipasi.

Lemhannas menilai ancaman tersebut bukan serangan dari negara lain, melainkan dampak dari perang Amerika Serikat (AS) dengan China.

Gubernur Lemhannas RI Andi Wijayanto mengatakan berdasarkan kajian skenario geopolotical, pertarungan AS dengan China akan berdampak langsung bagi Indonesia.

“Hal yang menarik dalam kajian skenario geopolitical, kami menemukan bahwa ancaman utama Indonesia ke depan bukan negara X akan menyerang Indonesia. Ancaman utama ke depan itu adalah pertarungan antara Amerika Serikat dan China,” kata Andi Wijayanto dalam konferensi pers terkait pemilu di kantor Lemhannas RI, Jakarta Pusat, Senin (18/9).

Perang kedua negara kekuatan ekonomi dunia ini bisa dipicu oleh gejolak politik di Taiwan atau Laut China Selatan. Salah satu yang terdampak bila perang tersebut terjadi adalah pertahanan Indonesia.

“Saat perang terjadi, ketika kedua negara ingin menguasai titik strategis Indonesia sebagai lompatan logistik merek, maka serangan pertama yang akan dilakukan adalah serangan siber,” kata Andi.

Di era digital sekarang, lanjutnya, serangan siber sangat munkin dilakukan di tahap awal yang kemudian dilanjutkan dengan serangan udara.

Setelah pertahanan telah dilumpuhkan melalui siber dan dilanjutkan dengan serangan udara, maka tahap selanjutnya akan dilakukan yaitu pendaratan pasukan dari laut.

“Kira-kira begitu skenario yang dibayangkan ke depan,” beber Andi Wijayanto.

Andi mengatakan Indonesia punya pekerjaan rumah (PR) yang harus dituntaskan terutama moderenisasi alat pertahanan untuk mengantisipasi kemungkinan ancaman ke depan.

Lemhannas, kata Andi, telah menggalakkan transformasi digital dan memetakan keamanan siber. “Langkah selanjutnya adalah menilai kemampuan kapasitas siber yang dimiliki TNI,” pungkasnya. (ant/jpnn/fajar)

Disclaimer: Artikel ini merupakan kerjasama antara FAJAR.CO.ID dengan SUMUT.JPNN.COM. Segala hal yang terkait dengan artikel ini adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari SUMUT.JPNN.COM.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan