Tambahnya, saat menaikkan barang ke mobil, tiba-tiba datang beberapa orang yang bertanya tujuan perjalanan.
"Awalnya saya kira sopir taxi lagi nyari penumpang, tapi kok makin lama makin kasar nada bicaranya sambil bilang AHN nya mana? tabe AHN nya mana?," lanjutnya.
Karena tidak tahu apa yang dimaksud para preman itu, Fajar menanyakan kepada mereka apa itu AHN.
"Setelah ditanya apa itu AHN mereka jawab, tabe pak, namanya juga pelabuhan, butuhki makan dengan nada yang kasar," ucapnya.
Karena menolak untuk memberikan uang, para preman itu mengambil kayu dan mengeluarkan senjata tajam.
"Setelah kami tolak, mereka ambil kayu dan juga keluarin sajam kalau nda salah liat buat ngancam, katanya cepat pak, saya nda mau ribut, ayo cepat!," Fajar menuturkan.
Setelah itu, diceritakan Fajar, para preman yang berjumlah sekitar delapan orang itu menghadang laju mobil. Beberapa juga di belakang mobil.
"Juga ada yang pegang pintu mobil agar tidak ditutup sampai kami kasi uang, mereka minta uang Rp200 ribu tapi kami tolak, jadi kami kasi 100k saja supaya mereka mau lepas kami," imbuhnya. (Muhsin/Fajar)