FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menilai masih butuh langkah konkret dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meskipun telah membaik.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2023 tumbuh sebesar 5,17 persen secara tahunan, lebih tinggi dibanding pertumbuhan pada kuartal I-2023 sebesar 5,04 persen.
Meskipun pertumbuhan ekonomi semakin membaik, namun ketimpangan ekonomi juga semakin meningkat. BPS melaporkan, pada Maret 2023, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia yang diukur menggunakan Gini Ratio sebesar 0,388.
Muhadjir mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik ini tak sejalan dengan ketimpangan ekonomi yang justru meningkat. Karenanya, pemerintah terus berupaya untuk memeratakan ekonomi nasional.
Eks Mendikbud itu menyampaikan, berbagai macam intervensi kebijakan telah dilakukan pemerintah agar ekonomi semakin merata dan dirasakan seluruh masyarakat. Seperti melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR), proram pembiayaan modal, dan lainnya.
Hal itu disampaikannya saat memberikan pidato kunci pada kegiatan International General Lecture Universitas Muslim Indonesia (UMI), yang diselenggarakan di Al-Jibra Auditorium UMI, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
"Sebetulnya pemerintah saat ini membuka lebar partisipasi masyarakat agar mereka ikut ambil bagian di dalam proses ekonomi sehingga mereka ikut mempercepat pemerataan ini terutama di sektor UMKM. Pemerintah menyiapkan peluang dan pembiayaan. Jadi pengusaha kecil menengah mikro itu harus dihidupkan digerakkan untuk menikmati kue ekonomi pembangunan," ujar Muhadjir, Rabu, 20 Sepember.
Dia mengatakan, perlu ada literasi digital bagi masyarakat untuk bisa memanfaatkan peluang pembiayaan dan pinjaman modal yang disediakan pemerintah. Modal ini bisa digunakan untuk membuka usaha sehingga bisa menggerakkan ekonomi nasional.
"Perlu ada literasi finansial agar kegiatan ekonomi betul-betul dipahami masyarakat bawah. Nilai investasi tabungan nasional mestinya bisa dikonversi jadi investasi nasional. Tetapi tidak banyak yang menyadari itu," jelasnya.
Muhadjir mendorong supaya para mahasiswa dan mahasiswi UMI khususnya dari Fakultas Ekonomi Bisnis supaya tidak hanya mengandalkan ijazah dan mencari lapangan pekerjaan. Tetapi para mahasiswa UMI membuka lapangan pekerjaan dengan berbisnis dan beriwrausaha.
"Karena itu saya minta kalian mulai sekarang harus berniat betul saya bukan pencari kerja tapi pencipta kerja. Dan bukan sekedar omong. Harus dilakukan bagian dari program kurikulum," ucapnya.
Dia juga memberi wejangan supaya para mahasiswa dan mahasiswi UMI untuk pantang menyerah, dan tidak takut gagal dalam mencoba peluang bisnis. Menurutnya, semakin banyak kegagalan bagibseorang pebisnis akan membuatnya semakin terlatih kuat, dan bila berhasil akan mememuaskan.
"Pesan saya. Jangan berharap kalian disiapkan pekerjaan, lulus UMI langsung kerja. Usahakan jangan menyebar fotocopy ijazah. Mulai sekarang buat lapangan kerja, ciptakan lapangan kerja itu," pumgkss Muhadjir. (jp/fajar)