Khofifah mengatakan, untuk mengembangkan ekonomi kreatif dibutuhkan sinergi antara pelaku industri kreatif, pemerintah, pendidikan, media, swasta dan lembaga keuangan (hexahelix) untuk mengembangkan potensi ekonomi kreatif tersebut. Untuk itu, dengan adanya MCC diharapkan akan tumbuh ide-ide luar biasa dalam mendukung penguatan kolaboratif ekonomi kreatif di Kota Malang dan sekitarnya.
"Ini menjadi inisiatif yang luar biasa dalam membangun ekosistem ekonomi kreatif di Malang Raya. Dengan adanya MCC kami berharap para pelaku ekonomi kreatif bisa terfasilitasi dengan baik. Mereka bisa saling berkolaborasi dan bertumbuh bersama dan berkontribusi dalam membangkitkan ekotif lebih masif," katanya.
Lebih lanjut Khofifah mengatakan, berdasarkan data dari Sekretaris Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri Kemenlu, Jawa Timur memiliki pelaku ekonomi kreatif berkemampuan tinggi. Hal ini terbukti dari kontribusinya terhadap ekonomi kreatif nasional dengan capaian 20,85 persen lebih tinggi dari capaian nasional di angka 14 persen.
Provinsi Jatim sendiri, memiliki potensi ekonomi kreatif yang cukup besar, terutama untuk sub sektor kuliner sebesar 74,07 persen, fashion sebesar 14,41 persen dan kriya sebesar 7,25 persen.
"Ini menjadi gambaran bahwa ekonomi kreatif saat ini menjadi kekuatan ekonomi baru. Apalagi saat ini gig economy sedang menjadi tren di berbagai negara," terangnya.
Menurut Khofifah, dengan semakin maraknya perkembangan teknologi digital, maka di masa mendatang subsektor Ekonomi Kreatif yang berbasis teknologi akan semakin meningkat peranannya, seperti subsektor film, Animasi & Video, Aplikasi dan Permainan Interaktif.