Konflik Proyek Rempang Eco City, Pengamat Ekonomi Ronny P Sasmita Sebut Indonesia Bisa Rugi Besar

  • Bagikan
Ratusan massa mengikuti Aksi Bela Rempang di kawasan Patung Arjuna Wiwaha, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Rabu (20/9/2023). (DERY RIDWANSAH/ JAWAPOS.COM)

FAJAR.CO.ID, RIAU -- Proses pembangunan proyek strategis nasional (PSN) Rempang Eco City di Pulau Rempang, Kepulauan Riau mendapat resistensi keras dari penduduk setempat hingga menimbulkan kericuhan. Warga Kampung Tua, Pasir Panjang di Pulau Rempang menolak direlokasi sehingga proses pengerjaan proyek ini berjalan alot.

Pengamat Ekonomi dari Indonesia Strategic and Economics Action Institution, Ronny P Sasmita dalam keterangan tertulisnya menjelaskan dampak yang akan dialami Indonesia dari sisi investasi sebagai buntut dari konflik Pulau Rempang ini.

Ronny mengatakan, investasi adalah salah satu kontributor pertumbuhan ekonomi yang sangat diharapkan pemerintah saat ini. Investasi, kata Ronny, memiliki multiplayer effect kepada pembukaan lapangan pekerjaan dan imbas ekonomi lainnya ke sektor lain.

“Dari sisi pertumbuhan ekonomi, investasi termasuk salah satu kontributor pertumbuhan yang diharapkan. Terlebih ekonomi global saat ini masih menunjukkan pelemahan," ujar Ronny.

Pasalnya, kata dia, investasi merupakan salah satu harapan pemerintah untuk bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi di tengah ancaman krisis global saat ini. “Harapan utama untuk pertumbuhan ekonomi saat ini hanya dua, yakni belanja pemerintah dan investasi,” ujarnya.

Dalam kasus Pulau Rempang, Ronny mengatakan, Indonesia akan rugi besar jika salah satu perusahaan yang menjadi investor, yakni Xinyi Glass Holding batal berinvestasi di Pulau Rempang.

Untuk diketahui, Xinyi Glass Holding adalah salah satu investor yang akan mendirikan pabrik kaca di Pulau Rempang. Ada pun investasinya memiliki nilai Rp 175 triliun.

“Pastinya akan rugi. Sebab, jika terealisasi investasinya, maka ada lapangan pekerjaan, transfer teknologi dan nilai tambah komoditas mentah kita pasir kuarsa dan bagus untuk perekonomian Indonesia. Kerugiannya ya kita kehilangan itu” ucap Ronny.

“Pengembangan Rempang artinya ada pengembangan daerah, pembangunan fasilitas publik, lapangan pekerjaan, kesempatan peningkatan kualitas SDM masyarakat, peluang ekonomi bagi masyarakat karena akan ada tenaga kerja baru di sana yang berpenghasilan, mereka akan berbelanja, berkeluarga, permintaan baru akan terbentuk dan peluang usaha baru bagi masyarakat” sambungnya.

Sebelumnya, Kepala Biro Humas, Promosi dan Protokol BP Batam Ariastuty Sirait menyampaikan akan ada banyak dampak positif yang diterima masyarakat yang bermukim di kawasan Barelang hingga Indonesia pada skala yang lebih besar jika investasi di Pulau Rempang berjalan.

“UMKM akan sangat hidup. Semua proses ini akan melibatkan UMKM. Contoh simple adalah usaha bahan pokok dan makanan, yang akan menyediakan adalah tentu masyarakat di sana yang bisa ambil peran. Pekerja tak perlu jauh ke Batam. UMKM bisa masuk dalam rantai pasok global agar meningkatkan peluang UMKM kita bisa naik kelas.” kata Tuty. (jpg/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan