Kegagalan Pasukan Ramang pulang dengan poin menempatkan mereka di posisi kesembilan klasemen dengan koleksi 18 poin. Sementara Borneo semakin mengejar Madura United di puncak klasemen dengan 25 poin.
Pelatih PSM, Bernardo Tavares sangat menyangkan keputusan wasit Ginanjar Rahman. Sebab, anak asuhnya dengan tegas dianggap tidak melakukan kesalahan.
Tavares bahkan membuktikan hal dengan pertanyaan dari pemain Borneo sendiri, M Sihran yang menjadi awal mula terjadinya tendangan penalti kala berhadapan dengan Dzaky Asraf.
"Saat pertandingan selesai, pemain dijatuhkan ini (M Sihran) yang notabenenya wasit menanggap dilanggar, saya memberikan selamat kepadanya dan dia menyampaikan kepada saya, 'sorry coach' bukan pelanggaran. Ini adalah diving," kesal Tavares pasca laga.
Amarah juru taktik berpaspor Portugal itu semakin memuncak dan menilai kepemimpinan wasit dianggap penuh kesalahan. Dia pun menegaskan man of macth laga malam kemarin ialah wasit sendiri.
Sebaliknya dia merasa Pasukan Ramang mampu mengakhiri laga dengan hasil yang berbeda tanpa adanya penalti ini. Kalau pun harus kalah, timnya tidak pantas menerima kekalahan dengan gol seperti itu.
"Saya pikir pemain terbaik dalam laga ini adalah wasit. Dia tidak becus memimpin pertandingan. Tidak menghargai kami. Tiga kartu kuning diberikan kepada kami di babak pertama dengan mudah sekali. Wasit tidak respek kepada kami," kesal Tavares sambil memukul meja.
Striker PSM, Donald Bissa pun merasa demikian. Dia menilai laga tersebut menjadi pertandingan penuh kerja keras bagi timnya.