FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Dua tim raksasa Liga 1 Indonesia, PSM Makassar dan Persija Jakarta diketahui sama-sama melayangkan protes ke PT LIB terkait kepemimpinan wasit.
Kedua tim raksasa itu sama-sama menilai, wasit yang memimpin laga saat keduanya bertanding, tidak profesional.
Yang pertama melayangkan protes adalah Persija Jakarta usai ditahan imbang Bali United 1-1 di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Minggu (24/9/2023).
Sehari setelah giliran PSM Makassar yang melayangkan protes. Setelah takluk 1-0 oleh tuan rumah Borneo FC di Stadion Segiri, Samarinda, Senin (25/9/2023).
Adapu protes yang di layangkan kedua tim disampaikan oleh pelatih masing-masing klub saat jumpa pers usai pertandingan.
Pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares yang terkenal sering melempar kritikan kepada wasit. Kali menghujani protes ke Ginanjar Rahman Latief.
Satu yang membuat iya geram adalah hadiah pinalti yang di dapat oleh Borneo FC usai Dzaky Asraf dianggap melanggar M Sihran.
Wasit menunjuk titik putih, yang dieksekusi dengan baik oleh Leo Lelis, tetapi M Sihran kemudian mengaku diving kepada Tavares.
Pelatih berusia 43 tahun itu mengunkap beberapa temuan yang mencengankan terkait beberapa hal soal perangkat pertandingan.
"Pada saat pertandingan tadi perangkat keempat wasit saya sempat berbicara kepada dia, saya sampaikan bantu wasit utama di lapangan," kata Bernardo Tavares.
"Dia bilang, 'Headset saya tidak berfungsi untuk menyampaikan sesuatu ke dalam lapangan,” sebutnya.
"Alasan macam apa ini, apakah mereka (perangkat pertandingan) melakukan pekerjaannya?" sambungnya.
Menurutnya kalau masalah wasit ia kemungkinan masih bisa mentoleransi hal tersebut. Namun, ketidakpastian terkait terkait alat komunikasi dianggap kesalahan fatal.
Pada laga Borneo vs PSM tersebut, wasit Ginanjar dan ofisial keempat Irfan Wahyu membiarkan peralatan tersebut tidak berfungsi, tanpa berusaha memperbaiki.
Selain pertandingan antara Borneo FC Vs PSM Makassar, ada juga laga yang mempertemukan Persja menghadapi Bali United.
Pelatih Persija Thomas Doll sampai mencetak tangkapan gambar Witan Sulaeman yang dilanggar di dalam kotak, lalu melemparnya di ruang jumpa pers.
Pemain Persija, Riko Simanjuntak juga mengungkapkan beberapa hal yang lebih penting, yaitu minimnya koordinasi wasit utama Aidil Azmi dan ofisial keempat Asep Yandis.
Salah satunya mengenai tambahan waktu yang menurut sangat sedikit diberikan oleh wasit yakni lima menit. Padahal Bali United mengulur waktu begitu banyak.
"Setelah pertandingan saya tanya ke wasit tunggu 'Bagaimana ini?,” ungkap Riko Simanjuntak.
"(Asisten wasit menjawab) 'Saya sudah koordinasi ke wasit bahwa ini mustahil lima menit,' tapi wasit tetap (memberi lima menit). Jadi wasit saja tidak sejalan," tegasnya.
Diketahui juga, wasit utama Aidil Azmi terungkap mengabaikan saran ofisial keempat Asep Yandis untuk memberikan tambahan waktu lebih lama.
Dengan dua realita di atas, PSSI memiliki tugas sangat berat untuk memperbaiki kualitas wasit Indonesia. (Erfyansyah/Fajar)