FAJAR.CO.ID -- Usai berpaket dengan Muhaimin Iskandar, agenda calon presiden (Capres) dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan tampaknya cukup padat.
Terbaru, Anies berkunjung ke Pondok Pesantren (Ponpes) Terpadu Al Yasini. Berlokasi di Kabupaten Pasuruan Provinsi Jawa Timur.
Kunjungan itu kemudian dikabarkan Anies melalui akun X (Twitter) @aniesbaswedan.
"Nenek buyut saya aslinya dari Pasuruan kemudian pindah dan menetap di Surabaya. Jadi senang bisa kembali ke Pasuruan, bersilaturahim dengan para kyai, nyai dan tokoh masyarakat di Ponpes Terpadu Al Yasini," tulis Anies, dikutip Jumat (29/9/2023).
"Terima kasih atas dukungan dan doa dari para kyai dan nyai se-Pasuruan Raya. Bila di Pasuruan kita menang maka insya Allah Jawa Timur juga bisa kita menangkan," sambungnya.
Cuitan mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun ramai dikomentari warganet. Banyak yang belum mengetahui silsilah keluarga Anies hingga munculnya klan Baswedan di Indonesia.
Berbicara soal silsilah, Anies diketahui lahir dan dibesarkan di keluarga terpelajar. Ia memiliki garis darah dari tokoh Islam dan perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Kedua orang tua Anies Baswedan adalah tenaga pengajar alias dosen. Ayahnya adalah Drs. Rasyid Baswedan, S.U. yang merupakan Dosen Fakultas Ekonomi di Universitas Islam Indonesia. Sedangkan ibunda dari Anies Baswedan adalah Prof. Dr. Aliyah Rasyid, M.Pd, yang merupakan Guru besar dan Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Negeri Yogyakarta).
Anies mempunyai dua saudara kandung yang menjadi adik-adiknya, yakni Ridwan Baswedan dan Abdillah Baswedan. Karena orangtuanya adalah pendidik di Yogyakarta, mereka dibesarkan pula di salah satu Kota yang menjadi pusat kebudayaan Jawa tersebut.
Anies masih sepupu dengan mantan Penyidik KPK, Novel Baswedan. Keduanya mempunyai kakek yang sama yakni Abdul Rahman atau Abdurrahman (AR) Baswedan.
Kakek dari Anies, A.R Baswedan adalah seorang jurnalis, tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia, diplomat dan serta sastrawan Indonesia. A.R Baswedan pernah menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha dan Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), hingga Wakil Menteri Muda Penerangan RI kedua pada Kabinet Sjahrir.
A.R Baswedan disebut sebagai salah satu diplomat pertama Indonesia yang berhasil mendapatkan pengakuan de jure dan de facto pertama bagi eksistensi Republik Indonesia dari Mesir. Oleh karena itu, kakek Anies Baswedan kini dikenal sebagai salah satu tokoh pejuang kemerdekaan dan pahlawan nasional.
Munculnya Klan Baswedan di Indonesia
Munculnya klan keluarga Baswedan di Indonesia bermula dari kakek A.R Baswedan, yakni Umar Baswedan dan kakaknya yang bernama Ali Baswedan.
Dikutip dari buku berjudul Abdul Rahman Baswedan: Karya dan Pengabdiannya yang ditulis oleh Suratmin tahun 1989, Umar dan Ali Baswedan dari Hadramaut atau Yaman sekitar pertengahan abad ke-19 Masehi.
"Sebutan Baswedan sebagai nama suku (klan) diperkenalkan untuk pertama kalinya di Indonesia oleh kakeknya yang bernama Umar bin Abubakar bin Mohammad bin Abullah dan kakaknya yang bernama Ali," tulis Suratmin dalam bukunya.
Suratmin dalam bukunya menjelaskan, klan Baswedan dan juga orang-orang Arab lainnya datang ke Indonesia dengan tujuan ekonomi (berdagang), di samping menyiarkan agama Islam.
Umar Baswedan sendiri adalah pedagang yang sukses dan kaya raya sekaligus ulama yang memiliki hubungan luas. Bahkan Suratmin menyebut bahwa A.R Baswedan masih menerima banyak warisan ketika kakeknya, Umar Baswedan meninggal pada pada 14 Jumadil Awal 1329 H atau 13 Mei 1911.
"Di antara harta warisannya, terdapat buku-buku agama antara lain Al Quran tulisan tangan yang dibawa kakeknya dari Hadramaut. Buku-buku berusia ratusan tahun itu sekarang disimpan di perpustakaan Abdul Rahman," tulis Suratmin.
Umar Baswedan menikah dengan wanita kelahiran Surabaya bernama Noor binti Salim. Dari sebelah ibundanya, A.R Baswedan adalah cucu dari Abdullah Djarhum dari Bangil, Pasuruan, Jawa Timur.
Perkawinan Umar dan Noor melahirkan 10 orang anak yaitu (1) Abdullah, (2) Abu Bakar, (3) Su'ud (Mas'ad), (4) Awad, (5) Maryam, (6) Aisah, (7) Ali, (8) Syikha, (9) perempuan yang meninggal saat bayi, dan (10) Semaya.
Anak Umar yang nomor 4, yakni Awad Baswedan adalah ayah dari A.R Baswedan, yang di kemudian hari menjadi kakek dari seorang Anies Baswedan. Itulah sekilas tentang silsilah keluarga Baswedan. Jika diurai secara rinci, tentu akan sangat panjang dan memerlukan penelusuran lebih mendalam. (bs-sam/fajar)