‘Gaya Hidup Frugal’ Solusi Krisis Iklim

  • Bagikan

Climate change atau perubahan iklim menjadi isu yang sangat penting untuk dipahami oleh masyarakat, karena seperti halnya Covid-19, Dampak dari krisis iklim tidak bisa dipastikan, sehingga langkah individu untuk memitigasi atau mencegah dampak dari krisis iklim sangat diperlukan, sejalan dengan yang disampaikan oleh ibu Menteri keuangan Sri Mulyani saat menghadiri HSBC summit bahwa ancaman krisis iklim dapat lebih luas daripada pandemi Covid-19 dari  aspek kemanusiaan, ekonomi, sistem keuangan dan cara hidup. Sehingga peran negara dalam mengatasi ancaman krisis iklim menjadi hal yang sangat krusial.

Climate change merupakan faktor kenaikan permukaan air laut, bahaya metereologi, penyakit baru, kerusakan ekosistem dan keanekaragaman hayati. Konsumis makanan, bahan bakar dan produk lainnya menjadi slaah satu penyebab climate change melalui emisi gas rumah kaca. Sehingga tingkat konsumsi masyarakat menjadi salah satu faktor yang berpengaruh besar terhadap krisis iklim.  Ancaman krisis iklim mulai sedikit demi sedikit dirasakan oleh generasi sekarang. Lebih lanjut lagi, WALHI menyatakan bahwa isu krisis iklim harus menjadi agenda prioritas pada seluruh rangkaian kampanye politik. Terkait kecenderungan pemerintah yang tidak menganggap serius isu lingkungan ini atau kejahatan antargenerasi. Karena tanpa kebijakan yang pro lingkungan generasi akan hidup di lingkungan yang sudah rusak dan penuh bencana.

Gaya hidup frugal sebagai solusi krisis iklim

Krisis iklim yang terjadi tak bisa dipungkiri harus ditangani oleh pemerintah dengan langkah strategis jangka panjang dan konkrit pengurangan emisi rumah kaca yang diakibatkan oleh penggunaan energi batubara  seperti pembangkit listrik, kegiatan industri dan penggunaan transportasi yang terus meningkat.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan