Tak hanya itu, para penyandang disabilitas juga diajak untuk belajar berjualan melalui e-commerce Indonesia. Termasuk strategi berjualan tanpa modal sebagai dropshipper juga diajarkan pada mereka.
”Hal ini agar para pelaku usaha disabilitas ini nanti juga bisa go digital Sesuai perkembangan teknologi saat ini. Sehingga usaha mereka juga bisa naik kelas,” ujar Khofifah.
Khofifah menyatakan, pelatihan yang diberikan Pemprov Jatim melalui Dinas Koperasi dan UMKM Jatim, bukan hanya pada mereka yang belum punya usaha. Mereka yang sudah memiliki usaha skala rumahan atau tingkat kecil hingga menengah juga bisa mengikuti pelatihan agar mampu upscale usahanya.
”Bagi mereka yang sudah memiliki produk, diberikan pelatihan khusus untuk memaksimalkan teknologi digital untuk pemasaran produknya,” terang Khofifah.
Gubernur Khofifah menegaskan, penguatan sektor UMKM termasuk di dalamnya kalangan disabilitas sangat penting dilakukan. Hal itu karena kontribusi Koperasi dan UMKM terhadap PDRB Jatim sangat besar yaitu mencapai 58,36 persen.
Total saat ini populasi UMKM di Jatim mencapai 9,78 juta. Sebanyak 5,16 juta merupakan berasal dari UMKM sektor pertanian dan 4,62 juta merupakan UMKM non pertanian.
”Jika sektor UMKM kita semakin berdaya, tentu pertumbuhan ekonomi kita juga akan semakin meningkat. Pelatihan ini pun akan terus kita lakukan dan menjangkau lintas elemen,” kata Khofifah.
”Jadi penguatan ini diharapkan bisa memberi multiplier effect ke depannya. Ketika usahanya berhasil berkembang tentu mereka akan membutuhkan tenaga kerja tambahan sehingga membuka lapangan pekerjaan bagi lainnya,” tambah dia. (jpg/fajar)