“Jadi kita bisa melihat di sana gitu ya Pak Jokowi ingin proyek PSN itu bisa selesai yang dikelola pemerintah terutama, itu bisa selesai sampai setidaknya semester 2 di 2024 gitu, tapi mungkin beberapa sampai akhir tahun 2024,” ujarnya.
Dikatakan Rosdiana, salah satu PSN yang menjadi perhatian publik saat ini adalah Rempang Eco City yang sebelumnya mendapat penolakan keras dari masyarakat setempat.
Menteri Bahlil yang turun langsung menemui masyarakat seusai diutus Presiden Jokowi dinilai cukup berhasil meredam konflik.
“Kita sudah banyak sekali mengelola proyek-proyek yang pembiayaannya itu melalui investor asing, tetapi ada sesuatu yang kita lengah menurut saya di Rempang Eco City terutama mungkin yang perlu kita lihat adalah perbaiki komunikasi antar level of government, terutama BP Batam, pemerintah pusat dan masyarakat bawah,” ucapnya.
Menurut akademisi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya ini, masuknya Xinyi Group untuk membangun pabrik kaca bukanlah investasi kecil, tetapi investasi yang dinilainya cukup besar yakni Rp 174 triliun.
Dengan nilai investasi yang besar ini Rosdiana meyakini mampu mendongkrak ekonomi nasional dan khususnya ekonomi masyarakat setempat.
“Bukan hanya kita semata-mata mengedepankan kepentingan ekonomi, tapi bisa tahu bahwa kalau Xinyi Group ini merealisasikan investasinya melalui pembangunan pabrik kaca itu nilainya cukup baik untuk mendongkrak perekonomian lokal sekitar Rp 174 triliun, akan ada investasi baru di sana,” ungkapnya.
Rosdiana pun mendukung langkah-langkah strategis Menteri Bahlil yang mewakili pemerintah untuk membangun komunikasi yang baik dengan masyarakat Pulau Rempang, agar proyek Rempang Eco City ini bisa berjalan demi kesejahteraan masyarakat setempat.