FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Perdagangan karbon sektor kehutanan di Sulawesi Selatan (Sulsel) disebut potensial. Itu diungkapkan Sekretaris Direktorat Jenderal (Dirjend) Pengelolaan Hutan Lestari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Drasospolino.
“Di bawah karbon offset, jadi ini potensi yang besar,” kata Drasospolino saat sosialisasi Perdagangan Karbon Sektor Kehutanan di Makassar. Berlangsung di The Rinra Hotel, Rabu (11/10/2023).
Drasospolino menjelaskan, ada tiga Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH) di Sulawesi Selatan (Sulsel). Satu unit Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) dan dua unit HT.
Ditilik dari Peraturan Gubernur Nomor 11 Tahun 2020, Sulsel telah menetapkan target sebesar 5,6 persen dari Business as Usual (BAU) hingga tahun 2030. Sebagian besarnya disumbang sektor kehutanan.
“Sektor kehutanan dan lahan memiliki proporsi target terbesar yaitu 78 persen,” ujar Kepala Dinas (Kadis) Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Andi Hasbi.
Sementara 22 persen lebihnya, disumbang berbagai kegiatan di sektor lainnya. seperti sektor pertanian, energi, transportasi, pengelolaan limbah, serta kelautan dan pesisir.
Target proporsi itu, disebutnya bukan tanpa alasan. Mengingat hutan di Sulsel memang luas.
“Mempertimbangkan potensi-potensi yang dimiliki, seperti luasan hutan sebesar 2.725.796 Ha atau sekitar 59,56% dari luas wilayah Sulawesi Selatan,” jelasnya. (Arya/Fajar)