Namun hal di luar dugaannya terjadi, ternyata FA membuntuti dirinya saat kembali ke kamar indekosnya.
"Ternyata dia menyusul membuka pintu, tiba-tiba ingin memeluk mencium dan sebagainya dia berkata dia sangat rindu," Mawar menuturkan.
Karena merasa kaget, Mawar menyebut dirinya sempar memberikan perlawanan.
Sayangnya, tenaga seorang anggota korps Bhayangkara bukanlah tandingan dirinya. Dia tak berdaya.
"Saat itu saya gemetar dan kaget, saya sudah benci. Saat itu saya tidak mau disentuh, disitu dia bersikap kasar sampai mendorong ke tembok dan saya juga mendorong menghindari dia," beber Mawar.
Saat menghindar, kata dia, FA kembali mengejar dan mendorong dirinya ke tembok.
"Dia memegang tangan saya, sampai akhirnya saya tidak berdaya, di situ saya kaget sedih bercampur, saya sangat tertekan. Saya dibawa paksa ke kamar kemudian dia lempar saya dan saya dipaksa melakukan hubungan badan," terangnya.
Atas kejadian itu, Mawar berharap agar kasus yang menimpanya bisa diselesaikan secara terbuka.
"Langkah ditempuh sempat dibantu dari LBH di Jakarta, saya juga sempat mau buat laporan baru, karena saya kira laporan saya di PPA (Polda Sulsel) di SP3, karena tidak ada progresnya. Harapan ku semoga diatensi," tandasnya.
Terpisah, Kabid Propam Polda Sulsel Kombes Pol Zulham Effendi mengatakan, kasus ini sementara ditangani oleh pihaknya.
"Sudah kita tangani," singkatnya.
(Muhsin/fajar)