"Berdasarkan analisis mendalam dan sejumlah pendekatan identifikasi lainnya, tim sepakat dan meyakini spesimen kali ini tervalidasi sebagai spesies berbeda, serta belum memiliki nama ilmiah,” kata Auni.
BRIN menemukan hal yang menarik dari katak jenis baru tersebut karena Oreophryne riyantoi hidup di hutan pegunungan. Padahal, genus Oreophryne biasanya ditemukan tinggal di daerah terestrial, seperti padang rumput terbuka di dataran tinggi atau padang rumput yang didominasi pakis. Dalam proses identifikasi, tim peneliti memeriksa morfologi 50 spesimen Oreophryne Sulawesi dan mengenali spesies berbeda yang belum terdeskripsikan.
Periset Biosistematika dan Evolusi BRIN Wahyu Trilaksono telah mengumpulkan seluruh spesimen Oreophryne riyantoi Gunung Mekongga, Pegunungan Mekongga, Kecamatan Wawo, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, pada 20 November 2011.
"Holotipe tersimpan di Museum Zoologicum Bogororiense (MZB) Direktorat Pengelolaan Koleksi Ilmiah BRIN dengan paratipe seekor jantan dewasa dan seekor jantan remaja,” kata Wahyu.
Penemuan katak jenis baru itu dipublikasikan ke dalam jurnal Zootaxa Volume 5353 Nomor 5 pada 12 Oktober 2023. Dengan demikian, tercatat ada empat spesies endemik Oreophryne di Sulawesi. (ant)