Hamid menjelaskan di masyarakat tradisional dengan pola hidup berburu atau bertani terjadi pembagian kerja yang sangat ekstrim antara tugas kaum pria dan kaum perempuan.
Pembagian kerja yang ekstrem tersebut kerap dipersepsikan sebagai diskriminatif dan tidak adil.
“Ini proses sejarah dan adat. Bukan soal ajaran Islam,” tegas Hamid.
Namun, tambah Hamid, bila melihat masyarakat Islam sekarang yang masuk ke kategori industri atau setidaknya bukan negara agraris, maka pembagian kerja yang ekstrem itu tidak lagi dikotomi, tetapi saling melengkapi. (antara/fajar)