FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit bereaksi terkait hebohnya oknum Polisi yang bertugas di Polda Sulsel diduga menjadikan mantan pacarnya budak seks.
Hal itu dikatakan Listyo Sigit saat menjadi narasumber Kuliah Kebangsaan di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Jumat (20/10/2023) siang.
Awalnya, Jenderal bintang empat di pundaknya itu minta agar dikoreksi jika ada anggotanya yang nakal di lapangan.
"Kami juga menekankan kepemimpinan yang melayani, dan saya meminta untuk tolong dikoreksi anak-anak buah kami. Jadilah teladan," ujar Listyo Sigit.
Diceritakan Listyo Sigit, pihaknya akan memberikan punishmentdan reward kepada anggotanya.
Mereka yang berprestasi, kata Listyo Sigit, akan diberikan reward.
Sementara yang melakukan pelanggaran atau nakal di lapangan, maka akan diberikan hukuman atau punishment.
"Terhadap anggota-anggota yang baik kita berikan reward. Namun untuk anggota yang melanggar apalagi sampai fatal maka kami juga tidak segan-segan untuk menindak mereka, apakah secara etik atau pidana," tegasnya.
Ditekankan orang nomor satu di Mabes Polri itu, hal tersebut merupakan bagian dari komitmen dirinya dalam memperbaiki institusi.
"Itu komitmen kami untuk memperbaiki institusi Polri," imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, seorang gadis bernama Mawar, bukan nama sebenarnya menjadi korban kekerasan seksual oleh mantan pacarnya sendiri.
Mawar saat dikonfirmasi menceritakan bagaimana dirinya diperlakukan tak senonoh bagaikan budak seks oleh sang mantan.
Yang menarik perhatian publik, mantan pacar Mawar yang diduga sebagai pelaku merupakan Oknum Polisi berpangkat Bripda.
Penelusuran fajar.co.id, dia berinisial FA (23) dan bertugas di Polda Sulsel.
Hingga saat ini, Mawar mengaku masih mengalami trauma atas peristiwa pilu yang dialaminya.
Terlebih, kata Mawar, terduga pelaku merupakan orang yang dikenalnya sudah sejak lama, bahkan sejak SMA.
"Saya kenal sejak 2015 karena teman sekolah waktu SMA dan pernah pacaran tahun 2016 sampai 2019 kemudian sempat balikan 2020 sampai Agustus 2022," ujar Mawar pada Selasa (17/10/2023).
Dibeberkan Mawar, sejak saat itu dia memilih untuk menjauhi FA bahkan dia memblokirnya di semua akun media sosial.
"Karena rasa sakit dan trauma yang dia berikan kepada saya maka semenjak waktu itu saya memilih untuk menjauh dari dia. Saya blokir semua kontak dan sosial medianya," Mawar menuturkan.
Meskipun begitu, Mawar menyebut FA masih terus berupaya mencari keberadaan dirinya melalui rekan dan kerabatnya.
Bahkan, dituturkan Mawar, pada November 2022 saat dirinya pindah kost, FA masih terus mencari keberadaannya dengan segala cara.
"Waktu pindah kos dia hubungi lagi sepupu saya, tanyakan keberadaan saya. Di situ saya berbicara dengan dia. Disitu dia bilang mau ketemu untuk menghapus video aib saya, saya bertanya apa maksudnya? dia bilang, suruh saya liat secara langsung dan kalau mau hapus katanya saya sendiri yang harus hapus," kata Mawar.
FA menggunakan video Mawar sebagai senjata agar bisa meraih tubuh mantan kekasihnya dengan cara mengajak ketemu sebagai syarat untuk menghapus video tersebut.
Tambahnya, 13 Februari 2023, FA kembali menghubungi temannya, dia meminta agar dirinya bersedia bertemu dan membicarakan hal penting.
Nampaknya, masih membahas masalah video sebelumnya. Nahas bagi Mawar, dia membuka blokirannya dan membuka percakapan baru.
Hingga pada Maret 2023, FA kembali mengajak Mawar bertemu di acara temu alumni sekolah mereka.
Di situ, Mawar yang tanpa memikirkan hal negatif mengikuti kemauan FA untuk bertemu lantaran bisa mengambil kesempatan menghapus video itu.
Nahas bagi Mawar, FA kembali melakukan perbuatan tak senonoh. Hal itu dia laju saat menjemput Mawar di indekosnya.
Diungkapkan Mawar, Rudapaksa yang dilakukan FA terhadap dirinya terjadi hingga sepuluh kali.
Mawar mengatakan, FA juga sempat melakukan pemerkosaan terhadap dirinya di kediaman salah satu pejabat di lingkup Polda Sulsel.
Aksi bejat FA masih dengan modus yang sama yakni mengajak Mawar bertemu lalu menghapus video tak senonoh RM.
Hal yang sama juga dilakukan FA saat mengajak Mawar ke rumahnya dengan modus ingin mempertemukannya dengan orangtua.
(Muhsin/fajar)