Krisis Air Bersih Melanda RSUD Wahidin Sudirohusodo Makassar

  • Bagikan
Humas RSUP Wahidin Sudirohusodo Auliah Yamin (Muhsin/fajar)

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Kekurangan air bersih tak hanya dirasakan warga di Kota Makassar, tetapi berdampak pula ke rumah sakit, salah satunya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wahidin Sudirohusodo.

Salah seorang keluarga pasien, Popy Novita (38), mengatakan, dirinya kesulitan mendapatkan air bersih keperluan Mandi Cuci Kakus (MCK).

Dikatakan Popy, dirinya terpaksa menampung sendiri air dengan menggunakan botol mineral yang berukuran besar.

Dia menyebut, di RSUD Wahidin Sudirohusodo air hanya mengalir pada waktu pagi. Untuk itu, dia dan keluarga pasien lainnya harus melakukan antisipasi.

"Biasanya kami siasati pas subuh atau sebelum salat subuh ngisi botol-botol kosong di Masjid," ujar Popy saat ditemui awak media, Senin (23/10/2023).

Menurut informasi yang dihimpun fajar.co.id, aliran air di beberapa ruangan di RSUD Wahidin Sudirohusodo bermasalah akibat dampak kekeringan yang terjadi beberapa bulan tahun terakhir.

"Kalau misalnya di waktu-waktu lain, bisa juga di kamar mandi ICU, di situ juga masih bagus ngalir," imbuhnya.

Terpisah, Humas RSUP Wahidin Sudirohusodo Auliah Yamin mengatakan, adanya permasalahan aliran air bersih itu merupakan bagian dari dampak musim kemarau.

"Musim kemarau saat ini cukup berdampak pada kondisi pemasokan air di Rumah Sakit Umum dr Wahidin saat ini, di mana pada kondisi normal, sumplai air yang biasa kami miliki sekitar 700m/kubik per hari," kata Auliah.

Dengan adanya musim kemarau, kata Auliah, pihaknya memperdayakan sumur bor yang ada di RSUD.

"Saat ini ada enam titik sumur bor, dan air yang dihasilkan hanya sekitar 200m kubik perhari, jadi memang ada kebutuhan kebutuhan tertentu yang tidak bisa dicukupi dari sumplai air saat ini," tukasnya.

Tambahnya, saat ini pengelolaan instalasi air bersih membuat pengaturan distribusi air ke ruang-ruang perawatan.

"Pada saat ini ada beberapa ruangan yang diprioritaskan, seperti hemodelisa dan kamar operasi dan ruang sterilisasi. Ada pembagian jam di setiap jamnya, masing-masing waktu airnya dialirkan," imbuhnya.

Dalam mengantisipasi kekurangan pasokan air itu, tutur Auliah, kebijakan dari pimpinan berharap para pegawai dapat berhemat dalam pengelolaan air.

"Diharapkan juga ada optimalisasi dari petugas ketertiban dalam menyisir atau menertipkan pengunjung rumah sakit," katanya.

Auliah juga meminta keluarga pasien agar dapat menghemat pemakaian airnya selama di RSUD.

"Kami mengharapkan keluarga pasien dan pengunjung rumah sakit dapat menghemat air dalam kebutuhan sehari hari untuk kepentingan bersama, karena biar bagaimanapun kepentingan pelayanan atau kepentingan pasiean adalah yang utama," kuncinya.

(Muhsin/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan