Pemadaman Listrik Ganggu Perekonomian Sulsel, Efek PLTA Mendominasi

  • Bagikan
PLTA Malea di Tana Toraja

Dia mengemukakan, pemadaman bergilir sangat berdampak terhadap usahanya. Sebab durasi pemadaman listrik sangat lama. Hal itu membuatnya rugi besar sehingga dia butuh solusi. "Kami tidak tahu sampai kapan begini,
kasian pedagang. Rugi terus," protesnya.

Hal sama diungkapkan Akbar, dia terpaksa kehilangan pendapatan lantaran krisis listrik. Jika listrik mati terlalu lama, itu berpengaruh ke usaha minuman dingin dan penjualan es kristal.

"Es pasti mencair, kita rugi besar sebenarnya. Semoga ada solusinya," harapnya.

Ekonom Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Marsuki mengemukakan, jika pemadaman terus terjadi, dampak buruknya ke perekonomian. Menurut Prof Marsuki, pemadaman listrik akan menganggu investasi Sulsel.

"Persoalan energi sebenarnya menjadi persoalan bersama dunia yang harus diatasi," tuturnya, kemarin.

Menurutnya, peralihan ke energi baru terbarukan dianggap dapat meningkatkan ketahanan energi suatu negara, termasuk Indonesia dan Sulsel khususnya. Oleh karena itu, kebijakan optimalisasi penggunaan energi baru terbarukan merupakan sebuah keniscayaan tidak bisa dihindari.

"Sumber energi terbarukan antara lain panas bumi, angin, bioenergi, sinar matahari, aliran dan terjunan air, serta gerakan dan perbedaan suhu lapisan laut," sebutnya.

Komisaris independen Bank Sulselbar itu menyebutkan, diperlukan usaha lebih keras untuk meningkatkan kapasitas terpasang energi lisitrik dari bauran energi baru dan terbarukan. Utamanya sumber energi lain selain PLTA, agar nantinya prospek dan peluang investasi di Sulsel dapat lebih besar dan optimal mendorong pembangunan.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan