Melalui keterangan resminya, PLN menyebut pemadaman terjadi karena kemarau berkepanjangan yang disusul fenomena El nino. Sehingga berdampak pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Padahal, PLTA menyumbang 33 persen pasokan listrik di Sulselrabar. Pasokan listrik pun kini terbatas. General Manager PLN UID Sulselrabar, Moch. Andy Adchaminoerdin mengatakan pihaknya terus berupaya menjamin ketersediaan listrik. Beragam upaya telah dilakukan.
“Berbagai upaya terus dilakukan mulai dari Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang secara kontinyu terus dilakukan khususnya di daerah aliran sungai lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Air. Upaya ini telah membuahkan hasil di mana hujan sudah turun di beberapa lokasi PLTA, harapannya debit air dapat terus bertambah dan suplai listrik bisa kembali normal," kata Andy.
Upaya lainnya, yaitu merelokasi pembangkit dari beberapa wilayah tersebar di Indonesia dengan tambahan daya sebesar 80 Megawatt (MW).
"Kami berharap upaya ini dapat segera membantu sistem kelistrikan di Sulbagsel. Tim ahli pembangkitan juga turut didatangkan ke Makassar untuk mengakselerasi penormalan pasokan listrik," pungkas Andy.
Andy memastikan di tengah krisis air akibat dampak fenomena El Nino, PLN terus berkomitmen memberikan pelayanan terbaik.
"Di lapangan ratusan petugas secara bergantian selama 24 jam tetap bekerja tak kenal lelah untuk memastikan pasokan listrik bisa terus berlangsung setiap harinya," kata Andy. (Arya/Fajar)