Diungkapkannya, untuk saat ini kebutuhan Alsintan mencapai 50.000 unit. Dirinya belum bisa menyebutkan ketersediaan Alsintan secara spesifik berapa jumlah total Alsintan yang tersedia.
"Saya lihat grafiknya pada tahun sekian ini menurun, tentu produksi turun. Saya sudah cek grafiknya ternyata kurang. Doakan biar unitnya bisa tambah lagi," tambahnya.
Amran menjelaskan bahwa umur ekonomis alsintan adalah 5 tahun. Setelah itu, alsintan akan memasuki umur teknis yang berdampak kepada biaya perbaikan alsintan yang lebih tinggi daripada hasilnya.
"Lihat nanti kebutuhannya. Kita masih harus menghitung berapa luas lahan kita, karena pertanian modern itu tidak bisa dihindari," katanya.
Menurutnya, untuk bisa meningkatkan produksi komoditas pertanian tidak lagi bisa dikelola secara tradisional, seperti dengan cara membajak sawah dengan sapi.
"Untuk itu, kita harus mengangkat pertanian modern. Harus menggunakan alat mesin," pungkas Menteri periode 2014-2019 ini.
Diterangkannya, swasembada beras dan jagung menjadi sangat penting bagi Indonesia di tengah ancaman krisis pangan nasional. Mengingat saat ini Indonesia tengah memasuki masa tanam I pada bulan Oktober-Maret, Mentan Amran memiliki harapan besar untuk meningkatkan produksi padi dan jagung di tahun 2024.
“Kita akan mencetak sejarah lagi. Dulu kita pernah berhasil, 3-4 kali swasembada. Kali ini kita akan ulang dan jadikan permanen,” tutupnya.
Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Ali Jamil mengungkap, ada sejumlah kontrak Alsintan yang sempat dihentikan untuk dievaluasi ulang.