FAJAR.CO.ID - Kejadian mengerikan terjadi di Desa Parerejo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, ketika seorang ayah mertua, Khoiri, tega menghabisi menantunya sendiri, Fitria Almuniroh Hafidloh Diana.
Peristiwa tragis ini telah menciptakan keguncangan di lingkungan sekitar, dengan sebagian warga berspekulasi tentang apa yang mungkin menjadi pemicu pembunuhan tersebut.
Korban, Fitria, ditemukan dalam kondisi mengenakan daster yang tersibak, yang membuat sebagian warga berspekulasi apakah motifnya adalah percobaan pemerkosaan.
Seorang warga yang berkerumun di lokasi kejadian bahkan mengatakan, "Jangan-jangan mau diperkosa."
Khoiri sendiri adalah seorang duda yang ditinggal oleh istrinya yang meninggal beberapa tahun lalu.
Menurut informasi dari warga sekitar, keluarga Khoiri dan Fitria tergolong tertutup dan jarang bergaul dengan tetangga mereka.
Beberapa hari sebelum kejadian tragis ini, keluarga Fitria, yang berasal dari Rungkut, Surabaya, sempat berkunjung ke rumah Khoiri.
Peristiwa ini semakin membingungkan warga sekitar yang ingin tahu mengapa Khoiri sampai hati untuk membunuh menantunya sendiri, terutama ketika korban dalam kondisi hamil.
Kapolsek Purwodadi, AKP Pujiyanto, mengatakan bahwa dugaan perkosaan yang dilakukan oleh pelaku sedang dalam penyelidikan.
Pihak kepolisian telah mendengar informasi-informasi terkait dugaan tersebut, tetapi kebenarannya masih akan dipastikan melalui pemeriksaan lebih lanjut.
"Yang terpenting, kami telah mengamankan pelaku agar dia tenang sebelum dilakukan pemeriksaan," ujar Pujiyanto.
Petugas kepolisian juga telah mengamankan terduga pelaku, Khoiri, dan membawanya ke Mapolsek Purwodadi.
Petugas berusaha mencari tahu alasan di balik aksi kejinya tersebut. Khoiri mengaku bahwa alasan utama adalah kelaparan.
Namun, menurut pengakuan anaknya, Sueb, terduga pelaku ini selalu marah-marah dalam beberapa malam terakhir.
Perubahan drastis dalam sikap Khoiri yang membuatnya menjadi tempramental terjadi dalam dua hari belakangan.
Menurut keterangan Sueb kepada polisi, tidak masuk akal jika ayahnya kelaparan hingga marah-marah kepada istrinya lantaran minta dibuatkan makan.
"Keterangan Sueb, istrinya selalu perhatian terhadap terduga pelaku dan selalu memberinya makanan. Tidak pernah ada kejadian kelaparan," demikian diungkapkan oleh Pujiyanto.
Kasus ini masih dalam penyelidikan yang lebih mendalam, sementara warga sekitar terus mencari jawaban tentang apa yang mungkin menjadi motif di balik tindakan mengerikan ini. (jpg)