FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Ketua DPP PSI, Sigit Widodo tak menerima Presiden Joko Widodo (Jokowi) dibandingkan dengan Soeharto. Jika itu dibandingkan, ia menyebutnya sesat pikir.
“Membandingkan Pak Jokowi dengan Soeharto jelas sesat pikir,” ungkap Sigit dikutip dari unggahannya di X, Rabu (1/10/2023).
Dilibat dadi cara keduanya menaiki tahtah sebagai orang nomor satu di Indonesia, kata Sigit juga sangat berbeda. Jokowi dipilih langsung oleh rakyat.
“Pak Jokowi dua kali dipilih langsung oleh rakyat,” ujarnya.
Sementara Soeharto tidak dekikian. Presiden 32 tahun berkuasa itu diploh oleh MPR.
“Soeharto naik jadi presiden bukan dipilih oleh rakyat dan setiap lima tahun dibuat Sidang Umum MPR yang mayoritas anggotanya ditunjuk oleh Soeharto sendiri untuk memilihnya kembali hingga enam kali,” jelasnya.
Belum lagi, kiberja Jokowi dinilainya sangat baik di masa akhir jabatannya lengser. Itu terlihat dari tingkat kepuasan masyarakat yang mencapai 80 persen.
“Setahun menjelang masa kepemimpinan berakhir memiliki approval rating di atas 80 persen, tertinggi di dunia,” pungkasnya.
Tidak sampai di situ, ia juga mengatakan di orde baru banyak pelanggaran HAM .
“Belum lagi beragam pelanggaran HAM berat di masa orde baru yang sangat mengerikan,” tandasnya.
(Arya/Fajar)