FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan mengeluh dan mulai resah dengan pemadaman listrik bergilir yang dilakukan PLN sejak awal September 2023.
Pemadaman terjadi setiap hari secara bergilir di wilayah tertentu dengan rata-rata 4-5 jam.
Salah satunya Eva. Pendapatannya berjualan minuman dingin beberapa waktu terakhir menurun.
Sebagai pedagang yang bergantung pada listrik untuk blender minuman, ia selalu menutup dagangannya saat listrik padan.
“Menurun sekali pendapatan,” kata perempuan 31 tahun itu, saat ditemui di kediamannya di Jalan Onta Baru, Makassar, Kamis (2/11/2023).
Eva berjualan tiap hari di depan rumahnya, dengan sebuah etalase sederhana yang berada di pinggir jalan.
Ketika listrik padam dan ada konsumen yang ingin membeli, ia mesti putar otak.
“Terpaksa disiram air panas lalu dikasi es batu,” ujar Eva.
Meski begitu, hal tersebut tak berjalan mulus. Karena pembeli biasanya hanya mau beli minuman yang sudah diblender.
“Karena orang yang mau beli (minuman dingin) maunya diblender. Bikin rugi kita (pedagang,” keluhnya.
Keluhan tersebut, bukan hanya ditumpahkan Eva. Di media sosial, warganet ramai mengungkapkan kekesalannya.
Seorang mahasiswa, pemilik akun Instagram @jjhyn_wf mengaku terganggu proses kuliahnya. Pasalnya, perkuliahan kerap dilakukan secara daring. Sementara listrik selalu padam.
“Kuliah online, listrik padam. Terus panasnya Makassar nda main-main. Sessa jeki (siksa kita),” keluhnya.
Pemadaman juga berdampak pada pelayanan publik. Misalnya di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil).
“Meresahkan sekali. Urus berkas ke kecamatan selalu disconect. Terus Di Capil mati lampu. Kalau menyala, kecamatan sudah tutup. Bikin emosi,” ungkap pengguna Instagram @fitriiayuu.
PLN menyebut situasi darurat ini akibat fenomena El nino. Musim kering yang berkepanjangan tersebut telah berdampak terhadap keterbatasan kemampuan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang memegang 33 persen dari total pasokan listrik sistem Sulbagsel.
Menindaklanjuti pernyataan keadaan darurat dari Gubernur Sulawesi Selatan tanggal 29 September 2023 dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah 4 Makassar yang memprediksi fenomena El Nino akan berlanjut hingga awal 2024.
Dengan kondisi tersebut, General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar), Moch. Andy Adchaminoerdin menyebut sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan terhubung mulai dari Sulawesi Selatan daratan, Sulawesi Barat, Palu (Sulawesi Tengah) dan Sulawesi Tenggara daratan tersebut sangat bergantung terhadap debit air PLTA.
Pihaknya mengklaim telah melakukan berbagai upaya mulai dari Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang secara kontinyu terus dilakukan khususnya di daerah aliran sungai lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Air.
"Upaya ini telah membuahkan hasil di mana hujan sudah turun di beberapa lokasi PLTA, harapannya debit air dapat terus bertambah dan suplai listrik bisa kembali normal," ungkap Andy melalui keterangan tertulis, Selasa (31/10/2023).
Andy menambahkan segala upaya telah dilakukan dengan merelokasi pembangkit dari beberapa wilayah tersebar di Indonesia dengan tambahan daya sebesar 80 Megawatt (MW).
"Kami berharap upaya ini dapat segera membantu sistem kelistrikan di Sulbagsel. Tim ahli pembangkitan juga turut didatangkan ke Makassar untuk mengakselerasi penormalan pasokan listrik," pungkas Andy.
Manager Komunikasi dan TJSL PLN UID Sulselrabar, Ahmad Amirul Syarif menambahkan pihaknya sementara mengupayakan penambahan kapasitas pembangkit dengan melakukan relokasi pembangkit dari beberapa wilayah tersebar di Indonesia sebesar 80MW yang sudah sementara berproses.
Namun ia belum bisa memastikan kapan pemadaman listrik bergilir di Makassar akan berakhir.
"Kami upayakan secepat mungkin, karena proses relokasi tidak memakan waktu yang singkat juga," jelasnya. (Arya/fajar)