FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Setelah dihambur pihak Kepolisian pada Kamis (2/11/2023), massa demostrasi kembali menduduki Jalan Sultan Alauddin, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar.
Pantauan di lokasi, sekitar pukul 16.45 Wita, massa aksi tersebut menyebut dirinya dari salah satu organisasi mahasiswa kampus Islam ternama di Makassar.
Tertulis pada spanduk yang mereka bentangkan, "Negara membunuh rakyat". Grand isu tersebut diikuti isu turunan di antaranya:
- Tolak sistem pendidikan MBKM
- Mengecam Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme (KKN)
- Turunkan harga BBM
- Stabilitas ekonomi
- Tolak Presiden Threshold (PT) 20 persen
- Mengecam tindakan represif aparat kepolisian terhadap demonstran
Akibat dari demonstrasi tersebut, antrean kendaraan dari depan Lapas Klas I Makassar hingga depan Kampus I UIN Alauddin terlihat mengular.
Belajar dari peristiwa demostrasi sehari sebelumnya, pihak kepolisian menjaga ketat jalannya aksi.
Bahkan, massa aksi tidak diberi kesempatan untuk menghentikan truk peti kemas yang bakal dijadikan panggung orasi.
Massa aksi yang hanya terdiri dari beberapa mahasiswa itu hanya berkerumun di pinggiran jalan sambil meneriakkan aspirasinya.
Karena tidak diberi kesempatan menghentikan truk peti kemas, mereka kecewa pada pihak kepolisian.
Salah seorang orator dalam orasinya menyebut, pihak kepolisian tidak memberikan ruang kepada mereka untuk menjadi penyambung lidah masyarakat.
"Kami akan pulang menjahit massa lebih banyak dan menggelar aksi di Mako Polrestabes Makassar," teriaknya.
Terlihat di lokasi aksi, Kabag Ops Polrestabes Makassar AKBP Darminto bersama Kapolsek Tamalate AKP Aris Sumarsono dan personelnya bersiaga di trotoar Jalan Sultan Alauddin.
Sebelumnya Darminto menegaskan, bakal turun langsung menjaga ketat Jalan Sultan Alauddin yang selalu menjadi sasaran demonstran.