Jadi Calon Rektor UMI, Prof Zakir Sabara Dikenal Dosen Inovatif dan Peduli Sosial

  • Bagikan
Mantan Dekan Fakultas Teknologi Industri (FTI) UMI Makassar, Prof Zakir Sabara. (IST)
Mantan Dekan Fakultas Teknologi Industri (FTI) UMI Makassar, Prof Zakir Sabara. (IST)

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Lima nama calon rektor Universitas Muslim Indonesia (UMI) diserahkan ke Pengurus Yayasan Wakaf UMI. Proses penjaringan calon rektor bakal disederhanakan.

Lima nama yang berpeluang jadi rektor UMI adalah Wakil Rektor IV Prof Hattah Fattah, Wakil Rektor I Hanafi Ashad, Kepala Komisi Etik UMI Prof La Ode Husen, Direktur Pascasarjana UMI Prof Dr Sufirman Rahman, serta Mantan Dekan FTI Prof Zakir Sabara.

Mantan Dekan Fakultas Teknologi Industri (FTI) UMI Prof Zakir Sabarapunya peluang terpilih. Guru Besar di bidang kimia ini dikenal sebagai dosen inovatif. Selama menjabat dekan, banyak terobosan yang dilakukan. Hal itu juga membuat FTI berkembang pesat.

Terobosan paling fenomenal adalah digitalisasi administrasi kampus. Salah satunya layanan administrasi berbasis elektronik berupa tanda tangan digital.

Dia juga dikenal dekat dengan mahasiswa. Saat menjabat Asisten Wakil Rektor III UMI, Prof Zakir banyak terlibat dalam kemahasiswaan.

Guru besar kelahiran Kabupaten Bone itu juga dikenal dosen yang peduli sosial. Ketika terjadi bencana alam, dia banyak terlibat menyalurkan bantuan untuk korban bencana. Zakir juga terlibat dalam proses evakuasi korban hingga urusan pengungsian.

Prof Hattah Fattah berpeluang menggantikan Prof Basri Modding yang diberhentikan sebagai rektor beberapa waktu lalu. Guru besar di bidang ilmu perikanan tersebut banyak melakukan terobosan di bidang kerja sama. Selain memperbanyak kerja sama dengan perguruan tinggi, juga banyak memperluas jaringan industri dan pemerintahan.

Prof Hattah juga banyak membuat terobosan untuk pengembangan perikanan di Sulsel. Mantan Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) UMI itu mempelopori inovasi budidaya udang windu melalui Hilirisasi Phronima Suppa.

Terobosan yang dilakukan guru besar UMI ini berpotensi untuk pengembangan industri baru. Udang windu merupakan varietas asli Indonesia sehingga cocok dikembangkan. Sektor perikanan diharapkan mendongkrak perekonomian Indonesia.

Ketua Dewan Pengawas Yayasan Wakaf UMI Prof Masyur Ramly, mengatakan pelaksana tugas (Plt) hanya menjabat maksimal enam bulan.

Saat ini plt Rektor UMI dijabat Prof Sufirman baru satu bulan. Kendati demikian, yayasan dan civitas akademika UMI ingin jika ada ada rektor definitif. Maka dilakukanlah pendaftaran bakal calon rektor.

"Kita tetap menganut sistem demokrasi. Tapi demokrasi yang beretika, berakhlakul qarimah sesuai dengan nilai-nilai kita. Memang ini ada harapan untuk dipercepat sehingga prosesnya semakin disederhanakan,” ucapnya, Jumat, 3 November.

Meski proses pemilihan rektor (pilrek) disederhanakan, rapat senat tidak meninggalkan proses demokrasi yang sebenarnya. Menurutnya, peraturan di yayasan juga sudah terbit mengenai pemilihan rektor definitif.

"Saya kira sudah tepat ada penjaringan di tingkat fakultas. Lalu penjaringan juga sudah masuk di yayasan. Kini ada lima kandidat yang ditetapkan menjadi bakal calon rektor,” ucapnya.

Menurut mantan Rektor UMI ini, nama-nama ini sudah ada di Yayasan, lalu nanti akan menilai bakal calon itu kemudian diturunkan ke senat. Walaupun tidak tertulis dalam aturan itu, tapi sebenarnya pengurus yayasan memiliki kewenangan untuk menambah dan mengurangi bakal calon yang diajukan fakultas.

“Saya hanya memberi batasan paling lama November ini sudah ada rektor definitif,” ucapnya.(wis/dir-ham)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan