Ismail Haniyeh menghabiskan masa anak-anaknya di kamp pengungsian Al-Shatidi Jalur Gaza, setelah orang tuanya mengungsi dari di desa mereka dekat Ashqelon yang kini sudah diambil alih oleh Israel dan menjadi bagian daerah Israel.
Ie menempuh pendidikannya di sekolah-sekolah dikelola oleh Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat atau UNRWA.
Tahun 1981, Haniyeh melanjutkan pendidikan sarjananya di Universitas Islam Gaza, jurusan Sastra Arab. Selama menjadi mahasiswa, ia aktif dalam organisasi politik kampus.
Ketika kelompok Hamas dibentuk pada tahun 1988, Ismail Haniyeh termasuk salah satu anggota pendirinya yang paling muda, dan memiliki hubungan dekat dengan Ahmed Yassin.
Haniyeh pernah ditangkap oleh otoritas Israel pada tahun 1988 dan dipenjara selama enam bulan karena terlibat dalam intifada pertama, yaitu pemberontakan melawan pendudukan Israel.
Setelah itu, ia ditangkap lagi pada 1989 dan tetap dipenjara sampai Israel mendeportasinya ke Lebanon Selatan pada tahun 1992.
Haniyeh kembali ke Gaza pada tahun 1993 setelah Perjanjian Oslo. Sekembalinya, ia diangkat menjadi dekan Universitas Islam. (jpg/fajar)