“Itulah sebabnya perjanjian Paris adalah perjanjian hak asasi manusia, dan tidak memenuhi tujuan perjanjian tersebut berarti melanggar hak asasi manusia dalam skala besar.”
Rekor Suhu
Akshay Deoras, seorang ilmuwan peneliti meteorologi di University of Reading, mengatakan Oktober 2023 adalah contoh buruk lainnya yang menunjukkan bagaimana rekor suhu makin hancur dengan selisih yang sangat besar.
"Pemanasan global akibat peningkatan emisi gas rumah kaca dan El Niño di Samudera Pasifik tropis memberikan dampak yang sangat buruk terhadap planet ini,”
tegasnya.
Rekor suhu panas bulan lalu membuat para ilmuwan tercengang. Mereka memperkirakan suhu ekstrem ini disebabkan oleh gabungan polusi gas rumah kaca, kembalinya pola cuaca alami El Niño, dan beberapa faktor lain termasuk penurunan polusi belerang dan letusan gunung berapi di Tonga.
Copernicus mengatakan kondisi El Niño terus berkembang, namun anomali suhu sejauh ini lebih rendah dibandingkan dengan kejadian kuat sebelumnya pada 1997 dan 2015.
“Sungguh menakutkan melihat suhu global sejak Juni 2023 jauh lebih hangat dibandingkan paruh kedua tahun 2015, ketika El Niño jauh lebih kuat,” kata Deoras.
“Planet kita terus melewati tonggak sejarah buruk dalam sejarah meteorologinya, dan tidak mengherankan jika kita melihat rekor baru di bulan-bulan berikutnya.”
Copernicus menemukan bahwa suhu rata-rata global antara Januari dan Oktober 2023 adalah yang tertinggi yang pernah tercatat. Suhu ini mengalahkan rata-rata 10 bulan pada tahun 2016 – yang merupakan pemegang rekor tahun terpanas saat itu – sebesar 0,1 derajat Celsius.