FAJAR.CO.ID, MAROS -- Jingga langit senja menyinari kokohnya batu karang berwarna kehitaman di Istana Karst Ujung Bulu. Suasana damai dan tenteram ini menyelimuti sebuah dusun di belantara karst Maros-Pangkep.
Namanya Dusun Ujung Bulu. Bersebelahan dengan Dusun Rammang-rammang, salah satu ekowisata yang keelokan dan keindahan alamnya sudah mendunia itu.
Tak ada suara motor yang membuat telinga pekak. Hanya sesekali terdengar deru kereta api Trans Maros-Parepare dari kejauhan yang melintas pada jam tertentu.
Selebihnya senyap. Pekik burung elang yang keluar dari gua-gua di puncak bukit karang, memecah sunyi. "Elang itu mencari makan. Biasanya ikan. Bukan elang yang memangsa anak ayam," tutur Jalali Daeng Kulle, tokoh masyarakat Dusun Ujung Bulu, Rabu, 1 November.
Kampung wisata geopark Istana Karst Ujung Bulu hanya berjarak sekitar 1,5 kilometer dari jalan poros Maros-Pangkep. Aksesnya sangat baik. Dominan jalan beton. Hanya sekitar 300 meter yang ditutupi paving block hingga ke pintu gerbang desa wisata.
Selebihnya, dipertahankan alami berupa jalan tanah yang diapit "hutan" karst. Pengunjung bahkan harus melewati pematang empang untuk menjangkau Istana Karst yang berdiri kokoh menyerupai candi.
Kendaraan roda dua dan roda empat dapat menjangkau Dusun Ujung Bulu yang berada di Desa Bontolempangan, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros.
Area parkir tersedia di sekitar pintu gerbang. Pengunjung lalu berjalan kaki untuk dapat mengeksplorasi dan menikmati semua spot wisata yang keindahannya membuat mata terkagum-kagum.