FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) Ganjar Pranowo menyatakan bahwa Indonesia memiliki potensi untuk menjadi penyuplai utama pangan di dunia. Dalam acara "Pidato Calon Presiden Republik Indonesia: Arah dan Strategi Politik Luar Negeri" di Kantor CSIS, Jakarta, pada tanggal 7 November 2023, Ganjar mengungkapkan pandangan ini.
Ia juga mencatat bahwa negara-negara seperti Vietnam, Thailand, India, dan Tiongkok juga memiliki kemampuan serupa dalam produksi pangan.
Dia mengungkapkan bahwa penting bagi Indonesia untuk menjamin kelangsungan pasokan pangan, bahkan dalam situasi konflik atau perang, sehingga negara ini bisa tetap menjadi penyumbang pangan global. Produksi beras di Indonesia telah mencapai 5,9 ton per hektare, dan Ganjar berharap dapat meningkatkannya hingga sekitar 7 ton per hektare.
"Meskipun produksi beras Indonesia saat ini rata-rata sekitar 5,9 ton per hektare, angka ini sudah tergolong tinggi. Namun, jika kita dapat meningkatkannya hingga 7 ton per hektare, hal ini akan menjadi pencapaian luar biasa," ujarnya.
Untuk mewujudkan visi Indonesia sebagai penyuplai utama pangan dunia, diperlukan modernisasi, mekanisasi, dan pemerintah harus aktif dalam mengelola kebijakan pangan. Ganjar Pranowo, mantan Gubernur Jawa Tengah, juga mendorong agar Badan Urusan Logistik (Bulog) dikembalikan ke peran utamanya untuk memastikan ketersediaan pangan pokok.
Selain itu, Ganjar juga mendengar keluhan dari petani mengenai biaya produksi yang tinggi yang berdampak pada harga beras yang tinggi bagi konsumen. Oleh karena itu, kondisi ini perlu diatur dengan mempertimbangkan kepentingan nasional.